Posting Terbaru

Sabtu, 01 Agustus 2009

Percaya dan Biarkan Siswa Berbuat Salah


Setiap guru pasti menginginkan murid-muridnya pandai dan sempurna, sehingga memudahkan guru melakukan proses pembelajaran di kelas. Mungkin saya salah satu guru yang memiliki pemikiran berbeda. Apabila pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak ada masalah/kendala sepertinya ada sesuatu yang hilang. Namun jikalau pada saat proses pembelajaran timbul masalah/kendala, pulang rasanya bahagia karena memiliki pekerjaan rumah yang menantang.
Kebetulan saya diberi tugas mengajar Fisika dan IPA, selama ini fisika selalu dianggap sulit padahal kalau mau belajar dengan hati maka fisika pada dasarnya asyik. Begitu juga dengan pelajaran IPA.

Siswa yang baru masuk (Kelas X) pasti protes setiap kali saya menyatakan kalau fisika itu menyenangkan dan mengasyikkan asalkan mau belajar dengan hati. Tambah banyak yang protes. “Belajar dengan hati?!”. Paling-paling saya hanya tersenyum saja setiap kali mendengar protes mereka. Saya ceritakan sedikit caranya belajar dengan hati, kalau membaca soal jangan tergesa-gesa, resapi dan pikirkan. Kalaupun salah/gagal harus mau berjuang lagi supaya bisa. Tidak usah takut mencoba. Begitu juga pada saat melakukan praktikum jangan buat manipulasi data, jikalau hasilnya menyimpang/gagal cari permasalahannya; prosedurnya, rangkaiannya, validitas alat ukurnya atau terjadi kesalahan paralak pada saat membaca hasil pengkuran.
Ada yang menarik, setiap kali siswa disuruh mengerjakan soal di papan tulis, atau mempresentasikan hasil praktikum dan diskusi kelompok di depan teman-temannya, sebagian besar sebelum mencoba mengerjakan soal atau presentasi sudah takut salah/gagal. Mencoba saja belum, bagaimana tahu benar dan salahnya atau berhasil dan gagalnya?. Lebih parah lagi, mereka memohon supaya jangan dimarahi bilamana melakukan kesalahan/kegagalan. Ya pastilah saya ndak akan marah, mereka mau maju saja sudah bahagia apalagi kalau pekerjaannya benar, presentasinya luar biasa, kalaupun salah/gagal kita diskusikan bersama dimana letak kesalahannya kemudian kita cari solusinya.
Disinilah tantangannya, berani membiarkan siswa melakukan kesalahan/kegagalan dan berusaha sendiri mencari solusinya, jika memang sudah benar-benar tidak mampu atau tidak sanggup baru kita bantu mencari solusinya, kalaupun masih sanggup biarkan dia berpikir mencari solusinya sendiri, tugas guru menumbuhkan kepercayaan dirinya dengan menumbuhkan prinsip di dalam jiwanya bahwa setiap anak dilahirkan jenius dan special hanya saja kemampuannya berbeda-beda. Kalupun salah/gagal harus berani berjuang mencari jawabannya atau solusi dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi.
Pepatah bijak mengatakan bahwa kegagalan adalah proses belajar yang harus dilalui. Tanpa adanya kegagalan, yang namanya keberhasilan tidak akan pernah diketemukan. Thomas Alfa Edison adalah contoh yang nyata. Setelah ribuan kali mengalami kegagalan untuk menemukan listrik, akhirnya beliau berhasil. Pemenang sejati adalah pemenang yang mampu mentoleransi kegagalan yang dialami serta berjuang untuk meraih keberhasilan dan bukannya menyerah pada keadaan. Disamping itu, keberhasilan akan diraih jika seseorang berani mengambil resiko dan tidak takut akan kehilangan / kegagalan.
Menumbuhkan kepercayaan diri siswa tidaklah semudah membalik telapak tangan. Berilah kepercayaan sepenuhnya, biarkan siswa melakukan kesalahan/kegagalan dan biarkan dia belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, dan berjuang untuk memperbaikinya sendiri. Seperti ketika kita membiarkan anak belajar naik sepeda. Berikan sepeda dan biarkan dia belajar menaikinya. Kalau jatuh biarkan dia bangkit dan menaikinya kembali. Kita cukup menyiapkan obat merah saja, bila mereka terluka.



31 komentar:

  1. Pertamax gag ya aku? :)

    tapi gag semua orang menganganggap murid itu individu yang berdiri sendiri, banyak para guru, juga ortu, yang menganggap anak adalah sesuatu yg mesti dijaga--gag salah sih, tapi alangkah lebih baik adalah dengan mengangap anak itu sebuah individu yg berdiri sendiri dan pantas dihargai :P

    Note: oia Bu, di kelas X listrik III ada tetangga saia loh :)

    BalasHapus
  2. pertama (maaf) mau nitip pesen buat semua penghuni dunia maya: "ikutan vote dan DUKUNG PULAU KOMODO SEBAGAI 7 KEAJAIBAN DUNIA "

    BalasHapus
  3. setuju sekali, Pak Guru!
    Kegagalan dan kesalahan dari suatu percobaan atau usaha akan membuahkan jalan keluar yang menghantarkan kepada keberhasilan.

    Siswa di Indonesia banyak yang masih merasa takut berbuat salah. Akhirnya mereka gak berani berbuat apa-apa.

    Salam kenal

    BalasHapus
  4. @Fery; apalagi seorang pemuda sehebat dirimu. Namanya siapa?. Ajari dia ngeblog, jangan pelit ilmu.
    @alamendah; saya dukung.Salam kenal kembali. Tidak berani berbuat salah/gagal sebuah kondisi yang memprihatinkan sekali. terima kasih.

    BalasHapus
  5. masalahnya dia masih belum minat dengan internet Bu :(

    namanya Eddy Suko*** {sensor] demi keamanan :P

    BalasHapus
  6. Hehehe... Sepertinya bukan itu yang dulu guru-guru SD-ku lakukan. Nek salah yo dibenerke langsung....

    BalasHapus
  7. Selama hati masih tertutup, ya mana mungkin dia tau... :)

    BalasHapus
  8. Betul sekali bu guru, ibu memang guru yang berorientasi pada perkembangan mutu pendidikan anak muridnya.

    BalasHapus
  9. Wowww...
    Pemikiran seperti Ini Mbak yang perlu dicanangkan oleh para guru, tidak menginginkan perfectionist, but membenarkan yang salah itu menjadi benar dan tidak melakukan kesalahan tersebut kembali....

    Salam semangat selalu dari Bocahbancar

    BalasHapus
  10. mari memajukan SMK.. aku juga murid SMK buu

    BalasHapus
  11. @Fery; mengajak teman tertarik dengan dunia maya memang tidak semudah membalik telapak tanga.
    @omahmiring; mungkin gurunya terpaksa bersikap demikian karena dikejar kurikulum. (Guyon mas...)
    @hasrul; repot ya Srul kalau sudah bicara masalah hati. Selamat berjuang jadi guru yang bijak.
    @Rubiyanto; terimakasih motivasinya. Masih perlu banyak waktu untuk belajar.

    BalasHapus
  12. Lebih baik berbuat kemudian salah, dari pada tidak berbuat sama sekali.
    Salam sukses selalu....

    BalasHapus
  13. Tunjukin dong, kalo kita bisa, ^_^...V

    BalasHapus
  14. hai mbak....
    saya mampir
    baru sempat ni blogwalking

    thanks ya uda main ke blog saya

    BalasHapus
  15. semakin banyak kesalahan
    semakin banyak ilmu yg didapat
    :)

    BalasHapus
  16. dari kesalahan dapat menemukan jawabanya

    BalasHapus
  17. banyak dari kita yg belajar dan sukses dari sebuah kesalahan.

    BalasHapus
  18. buu... pertama kali takut tetapi berulang kali kan jadi biasa..............

    BalasHapus
  19. Bu, maaf lama tak mampir, masih ruepot bgt... :D
    Mohon doa restu dan komentarnya di blog yg saya lombakan ini ya Bu....
    Mohon kritik dan sarannya
    Terima Kasih :)

    BalasHapus
  20. Jarang sekali ada guru yang pengertian.
    Saya jg inget kalau dulu hampir tdk ada guru atau dosen yg saya suka, karena mereka selalu egois :)

    BalasHapus
  21. Wuih semakin rame aja yaa BU. Semoga di bulan peringatan kemerdekaan RI ini, pendidikan juga semaki MERDEKA...

    BalasHapus
  22. Kata P. Mario Teguh kita harus mengalami kegagalan yang besar.....

    Kegagalan yang besar terjadi karena kita melakukan sesuatu yang besar.

    Dan Gagal melakukan sesuatu yang besar lebih baik daripada berhasil melakukan sesuatu yang kecil.


    Miftahur sudah tobat dan kembali ke dunia Blog Bu... setelah disibukkan dengan aktifitas2 yg sempat membuat miftahur.com terbengkalai... ^_^

    Terima kasih atas komentarnya yg buanyak bgt di blog jurnalis saya Bu...

    BalasHapus
  23. Tapi juga dilihat muridnya, apakah dia hanya cari perhatian atau memang murni dari hati untuk melakukan hal salah tersebut yang kemudian ia koreksi sendiri... :) Ya memang kuncinya juga harus saling mempercayai.

    BalasHapus
  24. Kita sering lupa bahwa reinforcement dan reward itu penting buat siswa kita.
    Salam!!!

    BalasHapus
  25. kegagalan adalah kunci suatu keberhasilan jika kita gagal kita tidak boleh putus asa,dan kita harus mencoba lagi

    BalasHapus
  26. Kesalahan adalah juga pembelajaran. Dan siswa memang tak bisa dipaksa, mereka mempunyai bakat dan kompetensi masing-masing. Guru yang pandai dan perhatian akan bisa melihat bakat dari masing-masing muridnya, terus mendukungnya agar menghasilkan hal yang optimal.

    BalasHapus
  27. aih.. ^^
    sayah suka ini..
    karena kadang sayah harus ngotot-ngototan dulu sama bapak dan emak kalo sayah pengen begini dan begitu.
    alasannya, "biar kamu ndak salah.."
    padahal kotor kan juga bikin sayah belajar ya, bu.. ^^

    BalasHapus
  28. Selamat pagi bu guru. Maafkan saya ya bu. Saya termasuk orang yang benciiiiiiiiii matematika.
    -di SMP saya masih termasuk murid yang pintar, saya lulus bersama 6 orang lainnya 9 benar2 hanya 6 orang yang lulus)
    -di SMP masih pintar, walau bukan bintang pelajar.
    -di STM sudah kelihatan jika saya tidak suka dengan matematika, padahal 95 % pelajaran STM adalah matematika (artinya ada unsur hitung-menghitung.
    -eh di Akabri ketemu lagi tuh matematika : ada deferensial integral,balistik,PKMS,listrik. Duh benci banget ama gurunya hha..haa, maaaf pak guru
    -lho, di Seskoad kok ya ada matematika juga lho,walau nggak banyak yaitu statistik.

    Matematika yang masih saya pakai hanyalah -,+,X,:. sisanya dah terlupakan.

    Saya salut dan hormat yang setinggi-tingginya kepada orang2 yang jagoan dibidang matematika deh.
    Salam hangat dari pakde di Surabaya.

    BalasHapus
  29. adik adik yang masih pelajar mohon jangan membenci pelajaran apapun, asalkan ada yang tanggung jawab.Biasanya setiap yang dibenci suatu saat ada manfaatnya buat kita. Kalau adik adik inngin berkah dari sekolahan tolong jangan membeci atau diperintah Guru kalian. ini pesan kuduukir

    BalasHapus