Posting Terbaru

Sabtu, 21 Mei 2011

Bermain Peran Salah Satu Upaya Mengubah Perilaku Buruk Anak

Dimasa lalu, anak-anak lebih suka bermain dengan teman dibandingkan duduk manis di depan televisi. Namun kini keadaan sudah berubah. Begitu juga dengan kebiasaan anak-anak. Akibatnya perilaku anak-anak sekarang juga banyak berubah. Lebih banyak meniru kebiasaan buruk tayangan televisi. Apabila orangtua tidak segera pengambil peran aktif dalam pengasuhan tumbuh kembang anak akan berakibat tidak baik di masa remaja dan dewasa mereka.
                Dina, tetangga dekat rumah. Usianya masih balita. Namun dia  memiliki perilaku kasar, suka membentak, cengeng, semaunya sendiri, dan masih banyak yang lainnya. Beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan diri berkunjung ke rumahnya. Ternyata Dina lebih banyak mengkonsumsi siaran televisi dibandingkan bermain dengan teman-temannya.

Selasa, 17 Mei 2011

Bidik Misi Unesa


Saya baru saja selesai sholat Magrib, tiba-tiba ada sms masuk. Ternyata sms dari Trisnawati siswa kelas XIITPfL3. Dia mengabarkan kalau diterima Bisik Misi Unesa. Belum selesai saya baca, tiba-tiba dia telpon sambil menangis bahagia, “Bu, saya diterima di Unesa. Saya bahagia sekali”.
                Perasaan saya waktu itu tidak bisa saya gambarkan. Saya sangat bahagia. Trisnawati sangat dekat dengan saya sejak kelas X. Meskipun berasal dari keluarga miskin yang berantakan, namun dia memiliki semangat belajar dan semangat hidup yang sangat luar biasa. Selama di SMP dan SMK dia menjadi anak asuh Bu Eny guru SMP negeri 2 Kertosono. Suatu saat akan saya ceritakan pada artikel tersendiri.

Minggu, 15 Mei 2011

Cowok Cakep Pemegang Sabit



Pagi ini tiba-tiba saya ingin mengenang kelas TM3 angkatan 2009-2010. Kelas paling unik di sekolah kami. Dihuni siswa-siswa berprestasi, memiliki kejujuran tinggi. Sebagian besar kalau bicara seenaknya sendiri, seperti tanpa beban. Kompak, bersaing secara sehat, tidak saling menjatuhkan, berani menjadi dirinya sendiri, dan  memiliki sportifitas tinggi.
                Meskipun mereka sudah meninggalkan sekolah sejak setahun yang lalu. Ada beberapa siswa yang masih saya ingat sampai sekarang. Ingat pola pikir dan gaya bicaranya. Salah satunya adalah Riki. Bicaranya ceplas-ceplos, namun sopan, jujur dan berani tampil menjadi diri sendiri. Penampilannya selalu rapi dan terkesan elegan. Siapapun tidak akan percaya kalau pekerjaanya setiap hari mencari rumput untuk pakan sapi. Saya saja sebagai gurunya memerlukan waktu beberapa bulan untuk mempercayainya.

Rabu, 11 Mei 2011

Ketegaran Hati Rizki


Siang itu udara sangat panas. Suasana perpustakaan sekolah masih lengang hanya ada satu dua siswa kelas XII yang sudah selesai ujian. Menunggu pengumuman ujian sekolah dan mencari informasi lowongan kerja dari BKK.
                Tiba-tiba bu Wati datang membawa kabar tentang keberadaan Rizki siswa kelas XTL2. Beliau baru saja terima sms dari Rizki yang sedang  berada di Bali.  Sudah dua hari Rizki tidak masuk sekolah, tidak biasanya dia bolos sekolah tanpa kabar berita. Rizki seorang siswa yang cerdas dan selalu ceria. Sehingga pada saat Rizki tidak masuk sekolah wali kelasnya sibuk mencari informasi tentang keberadaan siswanya.
                “Bu, tolong jika besuk pagi Rizki belum masuk jangan di A (Alpa), namun di I (ijin) saja”, pesan bu Wati pada saya.

Selasa, 10 Mei 2011

Daftar Impian Sundari


Siang itu udara sangat panas. Saya baru saja keluar dari ruang VIII, tiba-tiba Sundari berlari mengikuti langkah saya. Seperti biasa gadis cantik itu selalu murah senyum. Setelah mampu menjajari langkah saya, tiba-tiba dia bertanya,”Bu, ada jam?”
                “Tidak ada, kelas XI Otomasi anaknya prakerin. Jadi ibu sudah santai sekarang. Ada apa?’, tanya saya sambil menghentikan langkah menuju ruang guru.
                “Laptop saya baru”, katanya malu-malu.
                “Alhamdulillah. Ibu sangat bahagia mendengarnya”
                “Mau tahu prosesnya?”, dia bertanya sambil menundukkan muka.

Sabtu, 07 Mei 2011

Kevin, Kembalilah ke Sekolah!


Seperti biasa, setiap hari senin, saya harus bersabar menunggu anak-anak ganti baju setelah mengikuti pelajaran olah raga. Udara di luar kelas terasa sangat panas.  Sebagian besar siswa sudah ganti baju, siap untuk mengikuti jam fisika, sedangkan yang lainnya masih ada di kamar mandi bahkan masih ada yang masih membeli minum di kantin sekolah.
Baru saja saya masuk kemudian duduk di meja guru. Tiba-tiba Kevin bertanya, “Bu, punya air minum?”
            Saya sempat terkejut, “Maaf Vin hari ini ibu tidak membawa air minum. Kamu haus, silahkan beli minum dulu, ibu masih sabar menanti”
            “Saya tidak punya uang”, jawab Kevin dengan ekspresi sedih.

Rabu, 04 Mei 2011

Setiap Pilihan Selalu Mengandung Konsekuensi


Ketika memutuskan untuk memilih tentu kita memiliki alasan yang membuat kita berpikir bahwa jalan hidup itulah yang paling kita inginkan. Namun, setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing.
                Tidak biasanya Dika dkk berbondng-bondong ke perpustakaan. Saya pikir mereka mau pinjam buku, ternyata mereka hanya menginginkan curhat masalah lomba band di SMAPAD. Ternyata keinginan mereka ada kendala. Hampir selama 15 menit mereka bergantian mengeluarkan isi hati mereka. Setelah emosi mereka reda, saya baru mulai bicara sambil tersenyum tentunya.