Posting Terbaru

Selasa, 22 Desember 2009

Ibupun Harus Belajar Berbagi Pada Putranya



Seperti biasa setiap habis magrib saya selalu menemani kedua anakku belajar, kecuali putraku ada kegiatan di laboratorium  Komputer sekolahnya sampai malam. Jika sedang belajar program baru pada gurunya (P Didit Dan P Andik) dia akan berusaha sampai bisa. Alhamdulillah putraku mendapatkan  guru yang baik dan sekolah memfasilitasinya.
                Kedua guru komputer putraku sangat baik, sehingga putraku sangat bahagia mendapat kesempatan mengembangkan potensinya. Kedua guru putraku juga tidak pelit ilmu. Setiap kesulitan belajar putraku pasti beliau bantu secara maksimal. Saya sangat bersyukur sekali. Oleh karena dia juga ingin berbagi ilmu yang sudah didapatkannya dari guru-gurunya pada teman-temannya. Kebetulan kedua anakku ikut PM (Pengembangan Diri) Tehnologi Informasi.
                Beberapa hari yang lalu Kresna putraku sempat mengeluh, ‘Saya ingin pindah kelas regular. Di kelas khusus bukannya tambah pinter, tambah katro (tidak berkembang).”
                Saya hanya mampu tersenyum, meskipun prihatin juga. Sebenarnya pada saat masuk SMA sudah saya tawarkan dua alternatif SMADA atau SMASA? Sampai dua hari akhir pendaftaran dia masih memilih SMASA. Saat itu saya masih berada di Surabaya mengikuti diklat Vokasi IPA di LPMP Surabaya selama 10 hari. Saya bebaskan kedua putraku untuk memilih sekolah sendiri. Kami hanya memberi masukan. Dan berdoa supaya Kresna putraku diberi yang terbaik oleh Allah. Meskipun sebagian besar teman-temannya memilih SMADA dia tetap bersikukuh sekolah di SMASA. Ternyata pilihannya benar.
                Akhirnya dia diterima di SMASA kemudian memilih ikut tes masuk kelas khusus seperti mbaknya. Dia diterima masuk kelas khusus. Di kelas (X/I ) dia mendapat amanah menjadi ketua kelas sampai sekarang. Kamipun berusaha menemani dan berdoa supaya Kresna bisa menjadi pemimpin yang bijaksana. Sekarang dia mulai mengeluh. Mengeluh kekurangan waktu untuk mengembangkan diri dan berbagi,
                Beberapa waktu yang lalu Kresna dan kawan-kawannya alumni SMP Negeri I Nganjuk ingin sekali mendirikan bimbingan belajar untuk anak-anak kurang mampu. Tapi karena keterbatasan waktu sehingga tujuan tersebut tidak mampu terlaksana.
                Di SMASA, putraku punya ide mendirikan klub IT. Alhamdulillah mendapat dukungan dari sekolah. Dia bersemangat sekali. Namun ternyata ada kendala yaitu masalah membagi waktu. Di kelas khusus pembelajaran di akhiri pukul 15.30 WIB. Sementara tugas sangat banyak. Sehingga dia tidak punya waktu untuk mengembangkan diri.
                Kedua putraku punya kebiasaan suka berbagi. Ingin punya kesempatan belajar, jika sudah bisa menguasai ilmunya ingin sekali bisa membagi ilmunya. Terutama pada teman-teman serta lingkungan dengan keterbatasan fasilitas di rumah. Dan mereka ingin sekali memfasilitasinya. Mereka berdua merasa bersyukur dan bahagia sehingga ingin melihat orang lain bahagia seperti dirinya. Kedua putraku sangat kompak dan saling mendukung, kebetulan usia keduanya tidak berselisih jauh.
                Beberapa hari ini dia menemui kebimbangan, namun saya katakan padanya,  “Dibalik setiap masalah Allah pasti banyak menyediakan solusi. Jangan fokus pada masalah namun berjuang untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.”
                Dalam pembahasan IT bapaknya hanya menjadi menyandang dana saja. Beliau lebih menguasai seni menurun pada putriku, Dita. Dia lebih menguasai ilmu yang berhubungan dengan seni; nembang, tari, melukis dan merias. Andai punya waktu berulangkali diminta perias manten untuk menjadi asistennya. Sayang sekali sekolahnya masih banyak menyita waktunya.
                Kresna memiliki puluhan bahkan mungkin lebih dari seratus koleksi kaset game PC. Kami belanja di Surabaya, Jogya bahkan Bandung dan Jakarta. Ketika teman-temannya sibuk belanja baju, dia sibuk belanja buku, tabloid dan barang-barang elektronik penunjang potensinya. Uangnya sakunya yang tidak seberapa  dikumpulkan untuk membeli apa yang dia perlukan. Jarang sekali jajan.     
                Saat dia merusakkan komputernya, saya benar-benar bersyukur. Saya bawa Kresna pada teman saya (P Wahyu) guru elektronika yang sangat menguasai IT di sekolah dan saudara saya (P Roman) guru IT SMADA sehingga dia bisa menginstal komputer sendiri sejak duduk di bangku SMP. Alhamdulillah semua orang yang dia temui sangat baik dan sangat mendukung usaha putraku untuk belajar terutama belajar masalah yang berhubungan dengan komputer. Kalau Kresna tidak pernah merusakkan komputer mungkin potensinya tidak berkembang seperti sekarang ini.
                Mungkin karena dia selalu berada dilingkungan orang-orang yang suka berbagi menyebabkan dia selalu punya keinginan untuk berbagi. Jika saya ingin mengembangkan potensi murid saya pasti suami dan kedua putraku sangat mendukung. Prinsip mereka, jika saya, sebagai  ibunya banyak memudahkan siswa atau orang lain berarti sudah memudahkan hidupnya (hidup kedua putraku).  Dan hasilnya terbukti kedua putraku banyak mendapat kemudahan dari Allah dalam perjalanan hidupnya. Alhamdulillah.
                Setiap kali timbul rasa malas berbagi, teringat sikap kedua putaku timbullah semangatku. Saya banyak belajar pada kedua putraku.

                Semoga Allah memberi  jalan pada Kresna untuk mengembangkan ketrampilan IT dan mengembangkan semangat berbagi ketrampilan di sekolahnya. Amin.
                Entah mengapa setiap kali melihat kedua anakku, saya selalu teringat Puisi Douglas Mac Arthur.
Doa Untuk Putraku

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.

Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah

namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"



            Puisi ini merupakan puisi yang ditulis oleh seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan Mei Tahun 1952.


               

19 komentar:

  1. ooo.... itu sindikat penjual mimpi semu buu...
    parahnya lagi kalau itu anak sekolah.

    BalasHapus
  2. Semua kita wajib hukumnya untuk berbagi...

    BalasHapus
  3. @Dimas; ibu sudah baca artikelmu. Ibu akan pelajari permasalahan tersebut. Terima kasih infonya.

    @Pak Mars; kita semua memang wajib berbagi, namun untuk meningkatkan keinginan berbagi juga butuh semangat. Saya kagum pada semangat Bapak untuk berbagi. Terima kasih Pak Mars.

    BalasHapus
  4. Selamat Hari Ibu, meski agak terlambat.
    Setiap hari kami suami istri telah saling berbagi, kalau istri kelihatan lelah, tanpa disuruh pun saya biasa nyuci baju dan piring. Bener, nich. Dengan anak2 pun biasa berbagi celana dan sandal he he he ...!
    Salam hangat dari Pekalongan.

    BalasHapus
  5. salam sobat
    saya ikut mendkung doa,,semoga KRESNA sukses mengembangkan ketrampilannya..di IT.
    saluut puisinya keren mba,,

    BalasHapus
  6. selamat malam ..hehehe
    ronda malam nich
    IBUUUU selamat hari Ibu...
    Ibu membuat saya rindu mama di NTT

    BalasHapus
  7. Mari belajar berbagi..
    Salam kenal bunda..

    BalasHapus
  8. @Nahdhi; terima ksih kunjungan dan motivasinya.

    @M Mursyid; pasti bapak sekeluarga sangat bahagia. Salam buat ibu.

    @Nura; Terima kasih motivasinya.

    @alfaromablawa; Terima kasih kunjungannya. Terima kasih pula ronda malam dan ucapan selamat hari ibunya.

    @dasir; mari mas kita kembangkan semangat berbagi. terima kasih kunjungannya.

    BalasHapus
  9. @nahdhi; sama-sama belajar.

    @Pak Mursyid; saya yakin keluarga Bapak sangat bahagia. Salam buat ibu.

    @Nura; terima kasih doa dan motivasinya.

    BalasHapus
  10. maaf Bu lama tak berkunjung
    Saya sering berbagi cerita sama ibu

    BalasHapus
  11. Hmm... selamat hari Ibu.. :)

    BalasHapus
  12. @Sunarnosahlan; sama-sama Pak saya juga mau berkunjung. Meskipun kita sudah tua masih memerlukan ibu untuk berbagi cerita.

    @hada; terima kasih.

    BalasHapus
  13. sekolah hanya dituntun siswa agar pintar tapi apakah diajarin tentang bagaimana mencapai kesuksesan kematian

    BalasHapus
  14. wah, putera2nya pinter semua ya. salut nih. ibunya juga bijak sekali.

    BalasHapus
  15. Sukses untuk putera Mbak....
    Saya juga berupaya menanamkan kecintaan terhadap IT pada anak saya. Salah satunya dengan membuat blog.... Kalau ada kesempatan Mbak bisa berkunjung KESINI

    BalasHapus
  16. @kawanlama95; bagian keluarga yang menanamkan konsep menghadapi kematian. Terima kasih

    @Sang cerpenis bercerita; terima kasih. Ibunya sedang belajar mendidik anak. Terima kasih.

    @Seti@wan Dirgant@Ra; amin. Semoga demikian sebaliknya. Saya langsung meluncur ke blog putri Pak Iwan.

    BalasHapus