Peradaban sudah berubah. Banyak yang menganggap kesenian wayang sudah kuno, ketinggalan zaman dan sudah tidak relevan dengan kemajuan zaman. Semakin banyak generasi muda yang tidak mengenal sama sekali akar budayanya. Bahkan tidak mengenal Petruk anak angkat Semar, abdi Pendawa.
Diantara Panakawan, Petruk terkenal paling pandai sehingga dia disebut juga Doblajaya. Karena kepandaiannya itu , ia seringkali membantu Gareng dan Bagong ketika mereka ada masalah.
Suatu pagi yang cerah Bejo duduk-duduk bermalas-malasan di gardu desa. Walaupun seluruh penduduk desa sibuk bercocok tanam di sawah, para pengrajin mebel sudah mulai sibuk bekerja bahkan sebagian besar sudah mulai mengantarkan hasil produksinya ke pasar, ibu-ibu selesai memasak dan bersih-bersih rumah. Kemudian lewatlah Wak Haji yang baru saja pulang dari menjual dagangannya. Wak Haji keheranan melihat tingkah polah Bejo.
Pernahkah Anda melihat sebuah stiker bertuliskan “GOD IS MY COPILOT?” Stiker tersebut menunjukkan suatu bentuk kualitas keimanan dan keyakinan bahwa Alllah SWT senantiasa memberikan yang terbaik dan membimbing setiap langkah hidup manusia.
Seperti biasa setiap habis subuhan kami sekeluarga sibuk membersihkan rumah dan halaman sebelum berangkat sekolah. Kebetulan saya dan bapaknya anak-anak berprofesi guru sedangkan kedua putraku masih duduk di SMA.
Beberapa hari yang lalu saya mendapat pertanyaan mengejutkan dari Isna keponakan saya. Dia ini suka sekali bermain tebak-tebakan dan anaknya sangat kritis. Begini jalan ceritanya,
“Bagaimana cara bude makan sapi Brahman dewasa yang besar?”, saya lama diam terpaku. Dalam hati saya sempat ngedumel, “Masa saya disuruh makan sapi Brahman sebesar gajah. Mana mungkin?”. Ada-ada saja si Isna ini, tapi saya ndak boleh gegabah menjawabnya. Kasihan dia.
Saya sering bercanda dengan kedua putraku dan juga bapaknya anak-anak. Terutama tentang judul serial drama bersambung di radio waktu saya dan bapaknya anak-anak masih sekolah dulu. Saya sudah lupa jalan ceritanya, Namun saya sangat hapal judulnya.
Bapaknya anak-anak sering meledek jika anak-anak sudah mulai,” Bak buk bak buk”
Pada saat saya sibuk atau harus berangkat pagi (05.30 WIB) kedua putraku biasa mengurus segala keperluannya sendiri, segala sesuatu dikerjakan sendiri. Begitu saya tidak ada jam. How …. Mulai ada banyak permintaan.
Seperti biasa setiap habis magrib saya selalu menemani kedua anakku belajar, kecuali putraku ada kegiatan di laboratorium Komputer sekolahnya sampai malam. Jika sedang belajar program baru pada gurunya (P Didit Dan P Andik) dia akan berusaha sampai bisa. Alhamdulillah putraku mendapatkan guru yang baik dan sekolah memfasilitasinya.
Kedua guru komputer putraku sangat baik, sehingga putraku sangat bahagia mendapat kesempatan mengembangkan potensinya. Kedua guru putraku juga tidak pelit ilmu. Setiap kesulitan belajar putraku pasti beliau bantu secara maksimal. Saya sangat bersyukur sekali. Oleh karena dia juga ingin berbagi ilmu yang sudah didapatkannya dari guru-gurunya pada teman-temannya. Kebetulan kedua anakku ikut PM (Pengembangan Diri) Tehnologi Informasi.
Beberapa hari yang lalu Kresna putraku sempat mengeluh, ‘Saya ingin pindah kelas regular. Di kelas khusus bukannya tambah pinter, tambah katro (tidak berkembang).”
Saya hanya mampu tersenyum, meskipun prihatin juga. Sebenarnya pada saat masuk SMA sudah saya tawarkan dua alternatif SMADA atau SMASA? Sampai dua hari akhir pendaftaran dia masih memilih SMASA. Saat itu saya masih berada di Surabaya mengikuti diklat Vokasi IPA di LPMP Surabaya selama 10 hari. Saya bebaskan kedua putraku untuk memilih sekolah sendiri. Kami hanya memberi masukan. Dan berdoa supaya Kresna putraku diberi yang terbaik oleh Allah. Meskipun sebagian besar teman-temannya memilih SMADA dia tetap bersikukuh sekolah di SMASA. Ternyata pilihannya benar.
Akhirnya dia diterima di SMASA kemudian memilih ikut tes masuk kelas khusus seperti mbaknya. Dia diterima masuk kelas khusus. Di kelas (X/I ) dia mendapat amanah menjadi ketua kelas sampai sekarang. Kamipun berusaha menemani dan berdoa supaya Kresna bisa menjadi pemimpin yang bijaksana. Sekarang dia mulai mengeluh. Mengeluh kekurangan waktu untuk mengembangkan diri dan berbagi,
Beberapa waktu yang lalu Kresna dan kawan-kawannya alumni SMP Negeri I Nganjuk ingin sekali mendirikan bimbingan belajar untuk anak-anak kurang mampu. Tapi karena keterbatasan waktu sehingga tujuan tersebut tidak mampu terlaksana.
Di SMASA, putraku punya ide mendirikan klub IT. Alhamdulillah mendapat dukungan dari sekolah. Dia bersemangat sekali. Namun ternyata ada kendala yaitu masalah membagi waktu. Di kelas khusus pembelajaran di akhiri pukul 15.30 WIB. Sementara tugas sangat banyak. Sehingga dia tidak punya waktu untuk mengembangkan diri.
Kedua putraku punya kebiasaan suka berbagi. Ingin punya kesempatan belajar, jika sudah bisa menguasai ilmunya ingin sekali bisa membagi ilmunya. Terutama pada teman-teman serta lingkungan dengan keterbatasan fasilitas di rumah. Dan mereka ingin sekali memfasilitasinya. Mereka berdua merasa bersyukur dan bahagia sehingga ingin melihat orang lain bahagia seperti dirinya. Kedua putraku sangat kompak dan saling mendukung, kebetulan usia keduanya tidak berselisih jauh.
Beberapa hari ini dia menemui kebimbangan, namun saya katakan padanya, “Dibalik setiap masalah Allah pasti banyak menyediakan solusi. Jangan fokus pada masalah namun berjuang untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi.”
Dalam pembahasan IT bapaknya hanya menjadi menyandang dana saja. Beliau lebih menguasai seni menurun pada putriku, Dita. Dia lebih menguasai ilmu yang berhubungan dengan seni; nembang, tari, melukis dan merias. Andai punya waktu berulangkali diminta perias manten untuk menjadi asistennya. Sayang sekali sekolahnya masih banyak menyita waktunya.
Kresna memiliki puluhan bahkan mungkin lebih dari seratus koleksi kaset game PC. Kami belanja di Surabaya, Jogya bahkan Bandung dan Jakarta. Ketika teman-temannya sibuk belanja baju, dia sibuk belanja buku, tabloid dan barang-barang elektronik penunjang potensinya. Uangnya sakunya yang tidak seberapa dikumpulkan untuk membeli apa yang dia perlukan. Jarang sekali jajan.
Saat dia merusakkan komputernya, saya benar-benar bersyukur. Saya bawa Kresna pada teman saya (P Wahyu) guru elektronika yang sangat menguasai IT di sekolah dan saudara saya (P Roman) guru IT SMADA sehingga dia bisa menginstal komputer sendiri sejak duduk di bangku SMP. Alhamdulillah semua orang yang dia temui sangat baik dan sangat mendukung usaha putraku untuk belajar terutama belajar masalah yang berhubungan dengan komputer. Kalau Kresna tidak pernah merusakkan komputer mungkin potensinya tidak berkembang seperti sekarang ini.
Mungkin karena dia selalu berada dilingkungan orang-orang yang suka berbagi menyebabkan dia selalu punya keinginan untuk berbagi. Jika saya ingin mengembangkan potensi murid saya pasti suami dan kedua putraku sangat mendukung. Prinsip mereka, jika saya, sebagai ibunya banyak memudahkan siswa atau orang lain berarti sudah memudahkan hidupnya (hidup kedua putraku). Dan hasilnya terbukti kedua putraku banyak mendapat kemudahan dari Allah dalam perjalanan hidupnya. Alhamdulillah.
Setiap kali timbul rasa malas berbagi, teringat sikap kedua putaku timbullah semangatku. Saya banyak belajar pada kedua putraku.
Semoga Allah memberi jalan pada Kresna untuk mengembangkan ketrampilan IT dan mengembangkan semangat berbagi ketrampilan di sekolahnya. Amin.
Entah mengapa setiap kali melihat kedua anakku, saya selalu teringat Puisi Douglas Mac Arthur.
Doa Untuk Putraku
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya...
Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati...
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"
Puisi ini merupakan puisi yang ditulis oleh seorang jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan Mei Tahun 1952.
Sejak dua hari yang lalu saya umumkan rata-rata nilai yang sudah dicapai siswa selama proses pembelajaran selama satu semester . Remidi dan pengayaan sudah saya kirimkan via email pribadi siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung beberapa siswa penasaran dengan soal yang saya kirim. Sejak awal pembelajaran saya wajibkan memiliki email (SASI SAE = Satu Siswa Satu Email). Saya persilahkan siswa yang memiliki Hp boleh membuka emailnya saat itu juga.
Beberapa siswa yang memiliki Hp dan bisa untuk akses internet langsung menghidupkan Hpnya. Beberapa siswa langsung membuka dan mengerjakan soalnya. Yang lain ikut bergabung. Sedangkan yang lain terutama yang belum mengumpulkan email belajar pada temannya yang sudah bisa membuat email via Hp. Pada saat jam istirahat.
Di sini saya hanya berusaha menumbuhkan rasa sosial siswa dan empaty siswa terhadap teman-temannya. Alhamdulillah ternyata anak-anak mau berbagi, untuk membeli pulsapun mereka berurunan.
Saya berkeliling menemani siswa yang masih belum memahami materi yang sudah saya berikan. Saya senang anak-anak mau belajar untuk bisa, meskipun ada pula yang apatis. Saya bisa memahami karena memang beberapa siswa tidak mengerti dan paham fisika sama sekali. Terutama yang tidak menguasai perhitungan. Dan tidak bisa berfantasi dan berimaginasi.
Seperti misanya; Irul (bukan nama sebenarnya) pada awal perkenalan dia mengaku tidak terlalu bisa menghitung. Saya tes, ternyata benar dia punya kelemahan dalam menghitung bahkan menghitung yang paling sederhana sekalipun. Saya beri dia soal-soal perhitungan yang mudah, dia mau berusaha untuk bisa meskipun butuh waktu yang agak lama.. Minggu berikutnya saya coba lagi ternyata dia bisa. Kemudian saya tanya, “ mengapa tiba-tiba bisa menghitung?’
Dia jawab, “ Terima kasih sudah mempercayai perjuangan saya”. Saya hanya bisa tersenyum bahagia. Ternyata sebuah kepercayaan dan perhatian sederhana telah mampu membangkitkan kecerdasan siswa. Anak-anak butuh teman untuk menumbuhkan kecerdasannya. Kini Irulpun telah mampu memanfaatkan tehnologi.
Fendik, saya suka pada kebiasaan dan kesabarannya dalam berbagi. Fendik penguasaan materi pelajaran dengan baik dan disukai teman-temannya. Ada beberapa siswa yang telah banyak mendapat bantuannya. Termasuk belajar membuat email via HP. Saya senang mengamati kegiatannya dari jauh. Baik waktu pembelajaran saya maupun pembelajaran produktif. Semoga semakin banyak tumbuh Fendik-Fendik yang lain di sekolah kami. Amin.
Tian, siswa saya yang satu ini sangat hiperaktif. Suka protes dan banyak bergerak dan sering menjengkelkan. Meskipun begitu Tian punya tanggung jawab jika diberi tugas merakit alat dan berpikir untuk merancang suatu kegiatan, kalau disuruh belajar teori ….. selalu saja berbuat gaduh. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tehnologipun angkat tangan. Ternyata dia lebih tertarik untuk menguasai kesenian. Dia memilih remidi dengan caranya sendiri, merancang proses filterisasi air kotor/`air limbah’ dengan berbagai cara. (Kebetulan saat ini dia belajar IPA bersama saya).
Semoga saya diberi kesabaran menghadapi anak-anak seperti Tian. Amin. Kalau saya marah karena kesabaran saya sudah habis, pasti dia akan ucapkan, “Sabar bu …sabar. Baca Alhamdulillah bu, masih bisa bertemu murid seperti saya, berarti ibu dan saya sehat dan diberi umur panjang. Ibu sendiri yang mengajarkan bersyukur pada saya “. Kalau sudah begitu ….. saya hanya mampu tersenyum.
Jawaban remidi dan pengayaan boleh dikirim via email maupun dikerjakan secara manual, dikerjakan diselembar kertas. Atau mengumpulkan dengan dua cara; lewat email dan secara manual.
Saya hanya berupaya memotivasi siswa untuk lebih mengenal tehnologi dan memanfaatkannya untuk kegiatan positif. Kita jangan hanya bisa menyalahkan tehnologi (internet dan Hp) namun berpikir bagaimana memanfaatkan tehnologi yang ada untuk kegiatan positif.
Saat ini emailpun mampu membantu proses remidi dan pengayaan siswa. Internet dan Hp-pun bisa digunakan untuk kegiatan positif. (Catatan, jawaban tidak boleh dikirim via sms).
Pagi ini ada kesibukan mengurangi akar-akar adenium dan mengganti media tanamnya. Tiba-tiba saya merenung dalam diam sambil mengamati akar-akar adenium tersebut.Inilah hasil perenungan sederhana saya terhadap akar.
Walau akar itu tidak seindah daun atau bunga, juga tidak berwarna-warni indah, namun memiliki fungsi yang sangat besar.
Tidak terlihat, akan tetapi akar memiliki peran yang sangat penting. Ia bisa menunjang batang pohon dengan sangat kuat. Ia selalu berusaha mencari air dan mineral yang nantinya akan menjadi asupan bagi tanaman.
Akar memiliki dorongan mencari air yang sangat kuat sehingga ia mampu menjebol trotoar untuk mendekati air di sebuah hidran. Akar juga mampu menyesuaikan dirinya untuk masuk ke celah-celah kecil (mencari air di dalam relung-relung tanah) atau menghadapi kondisi iklim yang berbeda (mengakar pada batu karang di gunung bersalju).
Tapi yang sungguh mengagumkan adalah ia bekerja dalam hening dan tidak terlihat dari luar. Akar sangat memahami apa yang ia inginkan dan bagaimana merealisasikan keinginan tersebut.
Mampukah kita meneladani akar? Serta belajar banyak padanya.
Pada saat musim kering atau kekeringan dia terus menerus berjuang untuk mendapatkan air. Akar sangat konsisten untuk mewujudkan angan-angannya mencapai sumber air.
Ia tidak menyerah walaupun kondisinya sulit. Komitmennya untuk mancari air sebagai bentuk tanggungjawab terhadap kelangsungan kehidupan daun, bunga dan sebagainya membuatnya akan berusaha sangat keras untuk menemukannya.
Akar mempunyai kemampuan adaptasi yang sangat hebat. Ia bisa membuat dirinya menjadi sangat kecil untuk masuk ke celah-celah tanah dalam rangka mencapai sumber air. Akar juga sanggup bekerja di pegunungan bersalju dengan menancap pada karang dengan sangat kuat untuk melindungi tanaman dari angin.
Akar dengan sangat mengagumkan telah menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. Dengan menyandang peran yang begitu besar dan penting ia bekerja tanpa banyak bicara, tidak perlu menampilkan diri. Tapi semua orang tahu bahwa jika ingin menghabisi sebuah tumbuhan, harus dihabisi sampai ke akar-akarnya.
Ternyata akarpun dapat menjadi tempat kita belajar … belajar tentang hidup yang sebenarnya.
Pernahkah anda merasa kehilangan?. Sudah hampir satu semester ini saya merasa kehilangan. Kehilangan semangat, maksud saya agak sedikit berkurang semangat saya di perpustakaan. Mengapa bisa begitu? Hampir selama 3 tahun setiap hari saya selalu melihat kehadiran Ferrydengan keserhanaannya , kreatifitasnya serta kemampuan menghafal pengarang dan ciri-ciri karangannya bahkan hapal harga bukunya di perpustakaan. Namun sejak awal tahun ajaran baru dia harus meninggalkan sekolah kami. Untuk melanjutkan sekolahnya. Kini dia telah kuliah.
Kami berdua akui, saya dan bu Mun merasa kehilangan.
Hampir satu semester kami dipisahkan namun setiap kali saya melakukan pelayanan kadang terbersit kerinduan celotehnya, pesanan bukunya serta ringkasan buku yang baru dibacanya. Kini setiap kali pembelanjaannya saya tidak ada yang menemani mengedit bacaan, maksud saya; buku tersebut layak dibaca siswa atau tidak. Sebelumnya harus kami baca terlebih dahulu. Kalau tidak layak, terpaksa kami simpan, tidak untuk dipinjamkan.
Diantara jam-jam kosong dan jam-jam istirahat kami sering berbagi ilmu di perpustakaan sekolah. Bahkan sejak adanya AIM (Anjungan Internet Mandiri), Ferry banyak membantu teman dan adik-adik kelasnya. Bahkan sampai hari ini jika saya tidak bisa membantu, Ferry mau membantu adik-adik kelasnya, mau berbagi ilmu dan berbagi semangat. Tentu saja berbagi jarak jauh. Melalui dunia maya.
Ternyata seorang gurupun bisa merasa kehilangan. Alhamdulillah dunia maya telah banyak membantu kami. Meskipun kami jauh di mata namun dekat dihati. Aktifitas ngeblog sayapun berkat dukungan dia. Mencari siswa sekualitas Ferry ternyata susah juga. Padahal saya tak pernah lupa berdoa semoga ada Ferry-Ferry baru di sekolah kami. Amin. Alhamdulillah pelan tapi pasti saya melihat hasil perjuangannya. Mimpinya satu persatu mampu terwujud. Doa saya semoga dia berhasil berbisnis online, sukses pula kuliahnya dan menjadi anak yang sholeh. Amin.
Menumbuhkan semangat membaca siswa memang tidak mudah. Apalagi menumbuhkan keinginan menulis siswa, lebih sulit lagi. Padahal membaca dan menulis merupakan dua aktifitas yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, mengurangi tekanan kejiwaan siswa dan suatu saat mampu menjadi ladang nafkah siswa.
Dengan membaca mampu mengubah sistim keyakinan. Mampu menghancurkan keyakinan bahwa diri kita ini terbatas. Sehingga berani berpikir beda. Yakin bahwa diri kita special. Tidak pernah gentar mendapat kecaman . Yakin bahwa kita memiliki potensi yang sangat luar biasa. Sehingga berani berjuang meraih impiannya.
Semoga dimasa datang muncul Ferry-Ferry junior di sekolah kami. Amin.
Apa hubungan mimpi dengan blog? Bagi orang yang tidak mengerti manfaat blog mungkin dianggap omong kosong. Namun apa yang saya pikirkan dan saya sarankan ke siswa ini akan terbukti minimal 5 tahun yang akan datang.
Baru saja saya Fb-an dengan salah satu alumni sekolah kami yang saat ini bekerja sambil kuliah di Kerawang. Sebenarnya siswa kami yang diterima bekerja di Kerawang ada beberapa orang namun satu- persatu mereka pulang, tinggal beberapa orang yang masih menetap dan bahkan ada dua orang yang bisa bekerja sambil kuliah. Ada satu pernyataan Sugeng yang saya sempat saya copy.
“perjelaslah hidupmu,,,maka alam akan merespon jalan hidupmu,,,semua yang sedang aku jalani sekarang,,apa yang ada dipikiranku waktu kelas 6 sd bu,,,”
Sugeng sedang menjalani apa yang dia pikirkan sejak kelas 6 SD berarti merupakan impiannya sejak 9 tahun yang lalu. Ternyata, sebuah impian / visi memiliki kekuatan luar biasa. Andai sugeng sudah mengenal blog sejak kelas 6 SD maka dia akan merasa sangat bahagia. Dokumen impiannya memang benar-benar ada, tertulis dalam blog. Sayang sekali waktu dia SD belum ada internet, Harapan semoga Sugeng mampu mengajarkan anak-anaknya membuat blog dan mempostingkan impian dan imaginasinya sehingga seluruh potensi putranya mampu tergali sejak kecil. Amin.
Saat ini ada beberapa siswa telah mampu menuliskan mimpinya di blog, menguploadkan gambar; sepeda motor, rumah, dan mobil pribadi serta impian kariernya di masa datang bahkan ada beberapa yang bermimpi mendapat kesempatan belajar gratis di luar negeri.
Saya bahagia sekali membacanya. Meskipun mungkin bagi orang lain karya mereka masih sangat sederhana namun bagi saya, semua itu merupakan permulaan yang baik.
Setiap orang manusia saat di lahirkan memiliki sekitar 100 miliar sel otak aktif dan 900 miliar otak sel otak pendukung. Total “modal’ kita mengarungi dunia adalah sekitar I triliun sel otak. Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang. Semua anak manusia dibekali dengan jumlah sel otak yang sama, Tidak ada diskon dan tidak bonus. Subhanallah.
Mari kita coba bandingkan dengan; siput yang hanya memiliki 8 sel otak, lebah 7000 sel, lalat buah 100.000 sel, tikus 5.000.000 sel dan monyet 10.000.000 sel otak. Hewan-hewan ini , dengan jumlah sel otak yang jauh di bawah sel otak manusia, ternyata menunjukkan kecerdasan yang luar biasa.
Contohnya lebah. Hanya dengan bekal 7.000 sel otak, mampu mencari madu, tidak perlu menggunakan peta atau kompas, mengerti hierarki tugas dan tanggung jawab, dan dapat hidup akur dalam satu koloni. Luar biasa bukan?. Bagaimana dengan manusia?.
Selama ini ilmu akan modal kecerdasan ini jarang sekali dibahas. Sehingga masih banyak orangtua maupun guru dan masyarakat yang hanya memandang kecerdasan dari nilai akademik yang di dapatkan, sehingga nilai perjuangan dan nilai proses diabaikan. Akibatnya, hasil atau produk pendidikan di Indonesia tidak dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Bahkan ada beberapa pendapat yang menyatakan Kemana larinya potensi manusia?.
Saya baru saya dapat pembelajarannya. Minggu ini kedua perusahaan tempat kedua kelompok siswa Prakerin membuat pernyataan yang sama. Mereka minta dikirim siswa terbaik kami. Saya sempat terkesima, terpaku dan termangu. Kedua kelompok siswa di bawah bimbinganku kali ini merupakan siswa dengan prestasi akademik baik. namun ternyata di lapangan atau di dunia kerja sangat jauh berbeda.
Beberapa angkatan sebelumnya tidak terlalu banyak complain, kalaupun ada karena memang mereka memiliki prestasi akademik yang tidak terlalu baik, jadi saya bisa menerima jika pihak perusahaan mengeluh. Namun dua kali rombongan prakerin kali ini beberapa yang mendapatkan complain adalah anak-anak dengan prestasi akademik baik bahkan terbaik.
Saya hanya bisa mawas diri, berarti masih banyak yang harus kami perbaiki dalam proses belajar mengajar di sekolah. Seringkali dilapangan kami kurang menghargai proses karena dikejar deadline kurikulum, sehingga nilai perjuangan siswa terabaikan.
Perlunya ruang gerak yang lebih luas untuk menumbuhkan potensi siswa. Namun apa daya ruang yang ada sangatlah terbatas. Disinilah letak tantangannya. Menjadi guru atau orangtua yang baik memang tidaklah mudah. Memerdekakan potensi individu memang memerlukan perjuangan tersendiri.
Adakah di antara pembaca yang mau membantu saya?. Saya tunggu bala bantuannya.
Beberapa hari yanga lalu kembali saya terima sms dari salah seorang siswa terbaik kami, intinya Dedy (bukan nama sebenarnya) minta saran pindah kelas. Mengapa? Seberat apakah permasalahannya hingga punya keinginan pindah kelas. Sudah agak lama saya amati ketidak harmonisan hubungan Dedy dengan teman-temannya di kelas. Salah satu pemicunya, karena Dedy menjadi kesayangannya guru-guru sedangkan yang lain tidak (menurut kaca mata teman-temannya). Dedy selalu mendapat nilai baik bahkan terbaik di kelasnya.
Dia memang anak yang baik, jenius dan cepat tanggap terhadap tugas yang diberikan guru padanya. Pekerjaannya selalu rapi, baik pelajaran adaptif, normatif dan produktif. Tapi sayang sekali dia sedikit memiliki sifat egois. Emotional Questionnya kurang baik. Seringkali menganggap remeh teman. Hasilnya dia dijauhi oleh teman-temannya dan kebetulan dia berada di kelas yang agak bermasalah.
Pada saat di kelas X belum banyak timbul masalah. Kini setelah berada di kelas XI semakin memperlebar jarak dengan teman-temannya. Sebenarnya ada beberapa masalah pribadi yang dia pendam tanpa mau terbuka dengan teman-temannya, dengan tujuan sebenarnya hanya tidak mau merepotkan serta menimbulkan prasangka buruk. Ternyata semua itu juga menimbulkan persepsi jelek dari teman-temannya. Semakin hari semakin buruk. Dan kelihatannya hari ini mencapai puncak kesabarannya.
Beruntung Dedy masih mau berkonsultasi. Akan lebih berbahaya jika dipendam tanpa mendapat pencerahan dan bantuan menyelesaikan permasalahannya.
Kadang saya goda, “Fisika bisa dapat sepuluh. Menghadapi masalah kehidupan kok …. Loyo ?!. Semangat …Semangat! Jangan lari dari masalah. Jangan menyerah dan jangan pernah putus asa.”
Salah satu saran saya, menulis … menuliskan semua permasalahannya, biar hatinya sedikit lapang. Lega. Sehingga mampu berpikir jernih. Tidak emotional. Bahkan beberapa siswa mampu menulis di dalam blognya. Ketika permasalahnya bisa dilewati dan memperoleh hasil yang baik. Bisa menjadi memory yang membahagiakan dimasa datang.
Setiap ada siswa mengadukan permasalahannya, seringkali hanya saya bekali buku supaya dibaca. Belajar secara otodidak terlebih dahulu. Dan hasilnya ada banyak siswa mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri dari membaca. Bisa dimulai dari bacaan ringan tentu saja. Mungkin bisa di mulai dari serial teenlit jika perempuan, buku-buku tetralogi milik Andrea Hirata serta buku-buku motivator (Andrie Wongso, Ary Ginanjar, Agus Mustofa, Renald Kasali, Paulus Winarto, John Mazwell, Krisnha Mukti, Rhonda Byrne, Wallace D Wattles, dll) untuk mengasah kepekaan nalurinya.
Bagi yang tidak suka membaca …. Memang agak sedikit repot, namun ada saja jalan keluar yang bisa kita berikan ke siswa sebagai solusinya jika kita memang berniat belajar, belajar membimbing siswa menjadi dewasa. Saya bukan guru BP (Bimbingan Penyuluhan) namun saya suka mempelajari psikologi perkembangan remaja, sehingga seringkali menjadi rujukan siswa untuk membantu mencarikan solusi permasalahan yang sedang dihadapi. Padahal pada dasarnya mereka berjuang mencari solusi sendiri.
Andai saya biasa mencatat seluruh pengalaman selama saya mengajar mungkin bisa menjadi sebuah buku yang menarik. Sayang sekali masih jauh beras dari dandang.
Masih banyak siswa yang memiliki masalah, sebagian besar tidak tahu harus bicara dengan siapa, sebagian yatim/piatu, bahkan beberapa terpaksa hidup sendiri sementara orangtuanya merantau. Jika mereka salah bergaul/berteman, bukan solusi yang didapatkan melainkan permasalahan mereka semakin buruk, bahkan mereka bisa lari ke rokok, minuman keras dan narkoba. Mereka berusaha lari dari permasalahannya dengan mengkonsumsi barang haram. Pelarian semu.
Sudah waktunya orangtua, guru dan masyarakat bersatu padu membangun mental dan berempati pada permasalahan remaja supaya mereka tidak salah jalan. Berani menghadapi masalah dan mencari solusinya bukannya lari dari masalah. Lari pada rokok, minuman keras dan narkoba. Yang lebih parah pada sexbebas.