Posting Terbaru

Senin, 25 Oktober 2010

Penerimaan Terhadap Siswa Yang Lemah Secara Akademik

Setiap anak pasti ingin dilahirkan menjadi anak yang pandai atau memiliki kemampuan akademik yang baik. Tidak ada seorang anakpun yang memiliki keinginan dilahirkan sebagai anak yang lemah secara akademik. Meskipun mereka pada dasarnya memiliki kemampuan atau kelebihan dibidang yang lain, misalnya: olah raga, olah vokal, olah gerak, dan lain sebagainya.
                Anak-anak yang lemah secara akademik memang seringkali menimbulkan permasalah tersendiri di dalam proses belajar mengajar.  Bahkan seringkali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya, atau diisolalisasikan oleh teman-temannya.  Berbagai cara telah dilakukan selama bertahun-tahun, salah satunya memisahkan anak-anak yang lemah secar akademik dari anak yang memiliki kemampuan akademik baik atau bahkan tinggi.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Acer Guraru Award di Pesta Blogger 2010


Sejak pertama kali ngeblog ada satu keinginanku, bisa hadir pada kegiatan pesta blogger tingkat nasional di Jakarta. Namun sayang sekali Jakarta  tidak bisa saya tempuh dengan naik sepeda onthel dari Nganjuk (maklum saya suka naik sepeda onthel) . Akhirnya impian itu hanya berhenti di dalam doa saja.
                Namun Allah tidak pernah sare, beberapa hari yang lalu saya mendapat undangan dari P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Bisnis Pariwisata Sawangan Depok, tepatnya di Jl.Raya Parung KM 22-23 Bojongsari Sawangan Depok Jawa Barat untuk mengikuti Diklat Open and Distance Learning bagi Guru SMK. Ketika di telpon Pak Ari Mulyoto, saya langsung menyetujui untuk mengikutinya. Apalagi saya sudah kangen dengan suasana Jakarta. Hal ini terjadi karena pada saat diklat IPA tahun 2008 yang lalu saya menjadi peserta terbaik.  

Membuat Es Cream Tanpa Kulkas

Hari ini waktunya mempraktekkan mengolah limbah rumah tangga menjadi barang yang bermanfaat, setelah selesai mempelajari Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Jenis Limbah. Salah satu kegiatan  ingin saya demonstasikan adalah mengolah limbah rumah tangga, salah satunya mengolah sisa santan atau susu menjadi es cream.
                Sejak pagi saya siapkan semua keperluan demontasi di kelas IPA. Larutan susu dua botol aqua saya bawa dari rumah. Garam dan toples plastik sebagai alatnya. Sampai di sekolah, pada saat kegiatan demonstrasi, susu saya masukkan ke dalam plastik klip kecil( biasanya dipakai wadah sambel jika ada acara selamatan). Anak-anak di setiap kelas sudah menyiapkan es batu dari rumah.

Jumat, 22 Oktober 2010

Anak-Anak Belajar Dari Melihat

Agak lama saya tidak menulis,  hal ini terjadi karena ada kesibukan di desa. Sejak tanggal 11 Oktober 2010 saya dipercaya oleh teman-teman pengurus PKK desa Payaman Kec Nganjuk, untuk mengelola PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Setelah sukses mengelola TK Pertiwi Payaman dan sekarang, mendapat tambahan tugas baru mengelola PAUD.
                Pada awalnya saya sempat menolak karena masih banyak teman-teman yang lebih bisa dipercaya serta lebih kompeten, namun akhirnya saya terima tugas baru ini dengan senang hati. Meskipun sempat bertanya-tanya, ada tujuan apa dibalik tugas ini? Namun keluarga kami sangat mendukung terutama anak sulung saya, Dita. Kedua anak kami sangat percaya, semakin banyak kami melakukan pelayanan pada masyarakat, mereka berdua semakin banyak mendapat kemudahan.

Selasa, 19 Oktober 2010

Nakal Itu Perlu

Anak nakal, cap negatif yang sering kita dengar di kalangan orangtua dan masyarakat. Istilah anak nakal sebenarnya hanya muncul disebabkan oleh persepsi dan kesalahan orangtua dalam memahami anak. Orangtua terlalu memaksakan ukuran-ukuran tertentu yang selanjutnya dipakai untuk melihat dan menilai anak.
                Kenakalan anak sesungguhnya menunjukkan bagaimana daya pikir anak itu hidup dan ingin berkembang bebas sesuai harapan dan cita-citanya yang tinggi.  Anak nakal sebenarnya memiliki potensi yang bisa digali supaya mampu berprestasi.

Rabu, 06 Oktober 2010

Dari Facebooker Menjadi Blogger

Beberapa waktu yang lalu semua media, baik cetak maupun elektronik sibuk membahas dampak negatif facebook. Namun tidak pernah sedikitpun memuat dampak positif dari facebook. Seperti itulah kehidupan yang ada di mana-mana bukan hanya di Indonesia. Padahal pada dasarnya niat awal facebook dibuat untuk tujuan yang baik. Sudah waktunya kita semua mengembalikan facebook  pada tujuan awal pembuatannya.
            Kita semua sebenarnya mampu berperan di dalamnya, baik sebagia orangtua, guru, tokoh masyarakat maupun sebagia rakyat biasa. Kita semua bisa berperan di dalamnya.
            Sebagai orangtua saya bisa memantau status anak-anak saya. Alhamdulillah mereka berdua terbiasa terbuka dengan orangtua di rumah. Bahkan suatu saat bisa facebookan beregu. Biasanya jika kita sedang kangen dengan keluarga di luar kota. Lebih irit dan membahagiakan. Bahkan bisa juga bareng-bareng sama keponakannya kita yang masih anak-anak, upaya memmberikan tauladan baik pemanfaatan facebook.

Senin, 04 Oktober 2010

Book Talks, Media Belajar Menulis Siswa

Pada saat saya bergabung dengan Kompasiana.Com ada kenangan  yang tak akan pernah saya lupakan. Kenangan  belajar pada ibu guru SD yang sangat kreatif secara online, Beliau mengajar di SDN Sukasari 4 Tangerang.  Ilmu yang saya dapatkan dari beliau adalah belajar menulis lewat Book talks.  Saya pertama kali mengenal istilah book talks dari beliau.
                Setelah membaca artikel beliau, saya praktekkan pada beberapa siswa. Beberapa siswa sangat bersemangat membantu saya. Dan merasa bangga ketika karyanya ada guna dan manfaatnya bagi orang lain, terutama bagi teman-temannya.
                Book tals merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa meningkatkan ketrampilan menulisnya. Selain ngeblog tentu saja.  Belajar membuat sinopsis menuliskannya di selembar kertas kemudian ditempel di dinding perpustkaan atau bisa juga di pasang di ruang kelas. Dengan harapan ada teman yang membaca ringkasannya kemudian  mau membaca bukunya.

Jumat, 01 Oktober 2010

Kontrol Kesehatan Dengan Pikiran

Hari ini entah mengapa tiba-tiba saya ingin membahas masalah kesehatan, se pulang dari Rumah sakit menjenguk teman yang sedang sakit. Saya jadi teringat pada cerita Martin Brofman, yang dikisahkan kembali oleh John Kehoe dalam bukunya Mind Power.
Martin Brofman (24 Th) diberitahu oleh dokternya kalau dia mengindap kanker ganas stadium akhir di sumsum tulang belakang. Para dokter sudah menyerah dan membiarkannya pulang ke rumah. Dia divonis dua bulan sampai satu tahun sisa hidupnya. Namun setelah berada di rumah beberapa minggu dia mencoba menolong dirinya sendiri.