Pada saat saya bergabung dengan Kompasiana.Com ada kenangan yang tak akan pernah saya lupakan. Kenangan belajar pada ibu guru SD yang sangat kreatif secara online, Beliau mengajar di SDN Sukasari 4 Tangerang. Ilmu yang saya dapatkan dari beliau adalah belajar menulis lewat Book talks. Saya pertama kali mengenal istilah book talks dari beliau.
Setelah membaca artikel beliau, saya praktekkan pada beberapa siswa. Beberapa siswa sangat bersemangat membantu saya. Dan merasa bangga ketika karyanya ada guna dan manfaatnya bagi orang lain, terutama bagi teman-temannya.
Book tals merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa meningkatkan ketrampilan menulisnya. Selain ngeblog tentu saja. Belajar membuat sinopsis menuliskannya di selembar kertas kemudian ditempel di dinding perpustkaan atau bisa juga di pasang di ruang kelas. Dengan harapan ada teman yang membaca ringkasannya kemudian mau membaca bukunya.
Menumbuhkan kreatifitas menulis tidaklah mudah, namun guru bisa membantu menumbuhkan kreatifitas menulis siswa dengan berbagai cara, salah satunya dengan BooK Talks. Bisa ditulis secara manual maupun ditulis dengan menggunakan media komputer. Biarkan siswa mengembang kreatifitasnya dan imaginasinya. Beri kesempatamn siswa berkarya selagi mereka masih muda. Seperti kita dimasa lalu juga diberi kesempatan mengembangkan diri oleh guru-guru kita.
Book Talks bisa juga ditempelkan di meja lesehan yang ada diperpustakaan. Setelah membaca, biasanya siswa tertarik meminjam bukunya.
Book Talks bisa juga ditempelkan di meja lesehan yang ada diperpustakaan. Setelah membaca, biasanya siswa tertarik meminjam bukunya.
Sebenarnya dengan membuat Book Talks tanpa sadar siswa telah melakukan kebaikan, mengajak teman meningkatkan minat baca, melakukan promosi kecil-kecilan serta mampu meningkatkan kepercayaan dirinya. Menurut pengalaman saya, Book Talkspun mampu membangun karakter siswa secara tidak langsung.
Mari kita kembangkan kreatifitas membaca dan menulis siswa dengan berbagai cara, bukan hanya ngeblog melainkan bisa juga dengan membuat book tals. Selamat berjuang.
Sepakat saya bu. Siapa tahu itu bisa menjadi media untuk melahirkan penulis-penulis andal di negeri ini.
BalasHapusTerima kasih dukungannya mas Puguh. Semoga kita punya waktu membangun kebiasaan membaca dan menulis di masyarakat sekitar kita juga, kec. Bagor. Amin.
BalasHapusHmm... menarik bu mejanya.... heheh dipasang di ruang tamu cocok itu
BalasHapushmmm... jadi pengen lagi masuk sekolah tuch,,, pasti seru banget dech. apalagi klo gurunya kyk ibu Puspita, so pasti sengat dech belajarnya :D hehehe
BalasHapus@Jazz Muhammad; bisa dilaksanakan idenya ...
BalasHapus@Fir'aun NgebLoG; sekolah lagi ... anak jaman sekarang bisa belajar ngeblog, sedangkan kita .... nulis saja di sabak (sekali tulis langsung di hapus)
Saya sangat respek terhadap guru-guru yang kreatif. Tetapi kendala seperti sering saya temui pada rekan-rekan guru didaerah terpencil. Jangankan mau kreatif, sekadar buku paket wajib saja tidak ada, belum lagi satu sekolah hanya ada dua guru.
BalasHapusSalam dari perbatasan Kalbar/Kalteng.
hai
BalasHapusmaaf bu.....baru ngomentari
BalasHapussimbiosis mutualisme, yg membuat sinopsis jadi pintar nulis, yg tertarik membacanya juga jadi pintar karena tlah dibagi2 ilmunya
BalasHapusasskum ni blog baru saya
BalasHapuskok enggak dari dulu aja bu, diterapkan seperti itu.. jadi dikit ngiri,... :) hehehehe..
BalasHapusya bu!
BalasHapussebaiknya bukan guru saja yang berperan tetapi ajakLah beberapa siswa untuk membantu
karna sambil membantu merekapun juga belajar serta beribadah
@Aldy; Salam kembali dari Jatim.
BalasHapus@Fendik; tidak apa-apa, teruslah berkarya.
@dina; benar mbak, simbiosis ... jadi terinspirasi menuliskan artikel baru.
@Feri; baiklah ibu langsung ke TKP.
@srulzfm; sebenarnya idenya dari dulu ... sayang sekali baru terealisasi.
@双方向オクタは; semuanya itu pekerjaan siswa. Mas Ryan, mBak Lusy dan mas Fery.
wah... modelnya kueren-kueren itu... hahaha...
BalasHapuskayak pernah ketemu..:)