Posting Terbaru

Rabu, 03 Juni 2009

Impian Trisna

Pagi ini suasana sekolah terasa lengang sejak selesainya proses ujian sekolah bagi siswa kelas XII. Kini sekolah hanya dihuni oleh kelas X dan XI, sedangkan sebagian siswa kelas XI sedang PSG jadi sangat terasa sekali bedanya, biasanya suasana sekolah waktu istirahat sangat ramai namun kini terasa sangat sepi. Namun saya berharap anak-anak tidak kehilangan semangat untuk membaca.

Cepat-cepat kulangkahkan kakiku ke Perpustakaan sekolah yang berada di belakang Mushola. Aku pikir suasana Perpustakaan sepi, ternyata anak-anak ngumpul si perpustakaan. Kasihan Bu Mun dikerubuti peminat buku-buku baru, suasana seperti pasar semua minta dilayani terlebih dahulu.
Belum sampai duduk dengan manis di kursiku, tiba-tiba Trisna datang tergopoh-gopoh sambil membawa buku The Secret yang lagi jadi the best seller dunia.
“Bu … bu, ibu tahu khan sepeda saya?. Itu bu yang berwarna biru yang bermerk polygon. Bagus khan bu?”, tiba-tiba Trisna bertanya padaku. Aku masih diam tergugu, tanpa tahu apa maksudnya. Di sebelahku bu Mun hanya senyam-senyum sambil melayani anak-anak pinjam buku.
“Bu …please dengarkan cerita saya, sebentar saja. Please bu ... please!”, kata Trisna memohon.
Aku hanya mampu terdiam sambil mengingat-ingat sepeda Trisna, belum selesai kugambarkan sepeda Trisna dalam anganku.
“Kalau lupa, dengarkan cerita saya saja Bu”, tatapnya penuh harap.
Belum sampai kujawab, langsung saja dia bercerita.
Waktu SMP saya kalau ke sekolah naik sepeda sangat butut warna merah. Kalau saya turun sadelnya pasti mencelat. Kalau ada yang melihat saya malu sekali. Oleh karena itu saya selalu berangkat paling pagi. Pada suatu hari Bapak Kepala Sekolah saya bawa sepeda baru warna biru bermerk Polygon, bagus sekali bu. Saya hanya mampu bermimpi memilikinya.
Setiap pagi saya selalu menunggu kedatangan Pak teguh, menunggu sepeda impian saya. Kadang teman-teman ikut nimbrung sambil saling berebut sepeda pak Teguh.
Meskipun sering dilecehkan teman dan dicemooh teman, saya ndak peduli, terus saya impikan sepeda Pak Teguh menjadi milik saya di setiap akan berangkat tidur dan disetiap doa- doa saya. Saya terus mohon pada Tuhan. Karena tak pernah sekalipun mampu memohon pada orangtua saya. Saya ndak tega.
Pada suatu hari, ada 9 siswa berprestasi yang tidak mampu dikumpulkn di ruang guru. Pak Teguh akan memberikan sepedanya pada salah satu dari kami, karena beliau akan pensiun. Mengingat rumah beliau di Surabaya maka sepedanya tidak akan di bawa, namun akan diwariskan pada salah satu siswanya.
“Ibu tahu ndak kalau sepedaku itu sepedanya pak Teguh. Berarti saya ini anak yang hebat khan bu?. Mampu mengejar mimpi, dan berjuang mewujudkannya. Perjuangannya tidak mudah. Tapi saya mampu memilikinya”; Kata Trisna sambil tertawa bahagia.
“ Ya … ya engkau memang gadis kecilku yang hebat”.
“ Pastilah Bu!. Siapa Trisna!.”
“Terus apa hubungannya dengan buku yang kamu baca?.”
“Kemarin, kata ibu, kita ini adalah magnet, dan Kita ini benda sehingga memiliki sifat lembam (Hukum I Newton)
“Sombong sekali dikau!”
‘Harus sombong, habis gurunya juga sombong, he he he! Saya juga akan terus belajar filosofi Fisika. Supaya saya bisa sombong seperti ibu ”
“Awas lu Na!, aku cubit kalau ndak bisa jelaskan maksudnya.”
“Magnet maksudnya kita bisa menarik benda apa saja yang ada di alam ini, kuncinya pada pikiran dan keyakinan. Kalau kita punya mimpi (visi) alam semesta pasti akan membantu mewujudkannya. Dan saya sudah bisa menjadi magnet dan menarik sepeda Pak Teguh menjadi milik saya. Luar biasa khan bu?.”
Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi. Padahal Trisna belum selesai bercerita.
“Bu, diskusinya dilanjutkan besuk ya bu. Saya mau masuk”. Tanpa merasa bersalah Trisna sudah berlari ke luar dari perpustakaan.
“Bukunya saya bawa dulu”, aku hanya mampu tersenyum
“Ingat bu, diskusi kita belum selesai!. Untuk Hukum I Newtonnya di lanjutkan besuk”, teriaknya sambil berlari menjauh.
“Capek deh, andai ada seratus Trisna di sekolah ini, bisa-bisa ndak ada pelayanan di perpustakaan.” Ledek bu Mun sambil tersenyum manis sekali.
Trisna merupakan siswa berprestasi di sekolah. Dia memiliki semangat yang luar biasa. Dan siswa-siswa seperti Trisna di sekolah kami jumlahnya banyak. Namun seringkali saya tidak sempat mendengarkan ceritanya, karena keterbatasan waktu.
Meskipun kami berada di daerah, namun selalu berusaha melengkapi koleksi perpustakaan dengan buku-buku terbaru. Oleh karena itu setiap hari perpustakaan sekolah tidak pernah sepi pengunjung, apalagi sekarang sudah ada AIM (Anjungan Internet Mandiri).
Alhamdulillah dengan adanya Internet anak-anak bisa bercerita lewat e-mail. Bahkan sudah mulai belajar ngeblog. Siswa-siswa di sekolah sedang beradu kreatifitas dalam pembuatan blog. Doakan ya semoga siswa-siswaku mampu mengoptimalkan potensinya. Amin.
Hidup ini terasa penuh arti.


31 komentar:

  1. Wah, Fisika ....

    Jadi Kangen sama Pak Bowo, Guru Fisika SMA

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah alangkah bahagianya mempunyai murid selevel Trisna,... siapa dulu dong Guru fisikanya?

    BalasHapus
  3. fisika memang enak untuk dipelajari,,,

    BalasHapus
  4. bu pus ini saya bayu3 tm 1..tolong anda lihat blog saya..

    BalasHapus
  5. @MasDan; nanti saya sampaikan ke pak Bowo kalau masDan kangen ma beliau. Ngomong-ngomong beliau punya blog ndak ya?
    @Seti@wan Dirgant@Ra; Saya yakin Bapak juga memiliki siswa selevel Trisna. Terima kasih.
    @Prasetyo; ibu senang sekali melihat karyamu. Ayo bersemangat.
    @three bayu; ibu sekarang meluncur ke sana.

    BalasHapus
  6. ya... setiap anak berhak mempunyai mimpi...

    BalasHapus
  7. Bagaimanapun fisika tetep njlimet

    BalasHapus
  8. Seandainya saya dulu seperti trisna. Pasti guruku bangga padaku...

    BalasHapus
  9. susahnya belajar fisika kalau tdk ikhlas.

    BalasHapus
  10. @Hasrul; ya pastilah, berhak dan wajib memiliki impian.
    @Sugiman; Fisika itu asyik, kata Yohannes Surya.
    @kucrit; apapun kelebihan mas Kucrit pasti gurunya bangga.
    @artikel; belajar apapun harus ikhlas, termasuk belajar ngeblog.

    BalasHapus
  11. hayyy... ngmeng2 masi skul k udh kul

    BalasHapus
  12. @blogartik; terima kasih kunjungannya, saya sudah menjadi guru.

    BalasHapus
  13. Cerita yang menarik, jadi kangen masa masa itu...

    BalasHapus
  14. wah, siswa mbak hebat.
    siapa dulu dong ibu gurunyaaa...
    eh, tapi ibu gurunya sombong, euy! hihi...

    asyik ya perpustakaannya lengkap bener.
    koleksi paulo coelho-nya juga pasti lengkap dong, mbak?

    BalasHapus
  15. salam kenal, saya senang dengan hoby anak muda yang suka dengan buku, kan...buku adalah jendela dunia...
    saya guru gitu...lo..

    BalasHapus
  16. Kehidupan sekolah bisa menyenangkan jika antara siswa dan gurunya bisa akrab sekali, mengingatkanku akan masa-masa sekolah dulu

    BalasHapus
  17. bu pasti trisna senang sekali

    BalasHapus
  18. Sekolahnya di daerah mana nih mbak? Aku salut ada guru yang perhatian sama murid kayak mbak'e. Dan syukur kalau banyak siswa yang seperti Trisna.

    BalasHapus
  19. aku juga menerapkan hukum itu Bu prita, lumayan, sudah terkabul HP. Sekarang sedang menarik yang namanya Leptop. Doakan semoga lekas dapat beli leptop...

    BalasHapus
  20. kok saia agak sangsi kalo "dilanjutkan besok" bisa kelar saat itu juga ;)

    BalasHapus
  21. calon penerus generasi bu..semoga mereka-mereka menjadi calon generasi yang mumpuni, sehingga membawa nama baik untuk bangsa kita..

    BalasHapus
  22. wah, ibu guru yang hebat, pertahankan bu

    BalasHapus
  23. @Blog Dokter; kangen massa kecil dimana kita bebas menceritakan seluruh mimpi kita pada dunia. Tanpa ada beban.
    @Marshmallow; terima kasih Ibu Dosen Dokter yang cantik, sayang saya ndak punya paulo-coelho, namun kalau memang bagus mengapa idak kami akan berusaha menambah koleksi.
    @pakwo: Salam kenal juga. Semangat Bapak guru, mari kita berjuang untuk berbagi dan melayani.
    @mbak Ratna; kapan-kapan cerita tentang massa sekolah di blog pasti saya baca.
    @Ani;Saya guru di SMKN I Kertosono Kab Nganjuk Jawa Timur.
    @mas Ndop; semoga besok pagi sudah mendapat hadiah laptop baru dari Allah SWT. Amin.
    @fery; sebenarnya sudah kelar namun judulnya tunggu idemu. Ibu tunggu ya.
    @mama Hilda; doakan saya diberi kesempatan menumbuhkan potensi siswa secara optimal dan melayani siswa dengan baik. Amin.
    @Basyarah; terima kasih motivasinya.

    BalasHapus
  24. bu blognya bagus sekali.bu blog saya yang satunya ini bu PANJIXXX mohon di kunjungi

    BalasHapus
  25. Salam kenal bu...
    jadi penasaran juga dengan si Trisna itu.?

    BalasHapus
  26. wauuu... implementasi hukum "Law of Attraction" yg luar biasa (eh penulisan attraction tadi sudah benar apa blm ya... :D )

    BalasHapus
  27. @Infopemula; dia gadis kecil yang selalu penuh semangat.
    @Miftahur; ternyata bacaan mas Miftahur berat-berat juga ya?. Besok kalau masuk Ipa harus berjuang menganalisis gejala alam ke dalam kehidupan manusia yang sesungguhnya. jangan hanya mampu berteori saja.

    BalasHapus
  28. saya akan berusaha mengoptimalkan potensi saya.....!!!!

    BalasHapus
  29. Wah..., sepeda ya. Jama saya sekolah dulu, saya naik sepeda juga dari mulai SMP sampai lulus SMA. Jaraknya 10 km dan naik turun gunung bu hehe... Tapi saya gak pernah minta komentar ama guru, malu hehe,,,

    BalasHapus