Posting Terbaru

Selasa, 15 September 2009

Uang


Beberapa hari ini begitu banyak kesibukan yang berhubungan dengan uang, kegiatan rutin tahunan mendekati hari lebaran. Alhamdulillah mulai kemarin semua sudah selesai.
                Bicara masalah uang, jadi ingat perjalanan dua mata uang yang berbeda nilainya. Satu mata uang benilai 1.000 rupiah dan yang lain 100.000 rupiah. Mereka ke luar  dari percetakan uang Negara yang sama, dalam keadaan yang sama; mulus, licin dan berbau wangi tinta cetak. Bahan kertas yang dipakaipun tidak berbeda. Mereka berpisah di Bank, dan tiga bulan kemudian mereka bertemu di dompet seorang pegawai negeri golongan II. Uang  seratus ribuan masih licin, tetapi uang seribuan sudah kumal, berbau tak sedap dan beberapa tepinya sudah koyak. Gambarnya juga sudah mudah pudar. 
                Uang seratus ribuan kaget dan berseru: “Ya ampun mbak, lha kok kini kamu berbau begitu, khan baru tiga bulan kita berpisah? Memangnya kamu kemana saja?
                “Hmm … perjalanku panjang. Kamu sendiri bagaimana? Sahut si seribu rupiah.
                “Sekeluarnya dari bank, aku berada di dompet seorang pria kaya, dompetnya bber-merk, dari kulit yang wangi. Kemudian pindah ke dompet istri pria kaya itu. Dompetnya juga wangi. Dari dompet wanita itu aku berpindah-pindah ke dompet ibu-ibu arisan, tetapi selalu di tempat yang wangi-wangi, pada dompet branded yang mahal dan aku tidak pernah dilipat-lipat maupun diremas-remas …” katanya dengan bangga.
                “Nasibku lain.” Kata seribu rupiahan. “Aku berpindah-pindah dari tukang sayur, ke tukang daging, tukang sampah, pengemis dan tempat uang mereka rata-rata kumal, bau, lebih parah mereka suka melipat dan meremas ketika membawaku ke luar-masuk dompet. Tapi, bagaimanapun petualanganku sering menyenangkan, karena aku lebih sering bertemu rekan senilaiku pada hari minggu di tempat-tempat ibadah dan dipengajian-pengajian kampung. Aneh ya, di tempat itu saya tidak pernah bertemu denganmu dan jarang sekali bertemu dengan rekan senilaimu. Memang kamu ndak pernah dibawa ke tempat-tempat ibadah ya?”
                Dua mata uang yang sama bahannya ketika ke luar dari percetakan itu memang mengalami perjalanan yang berbeda. Cerita ini mengingatkan saya akan nilai rupiah yang sering di budidarmakan dalam pengajian dan di Masjid. Seribu rupiah memang tampaknya lebih mudah direlakan orang untuk di budidarmakan atau di shodakohkan ketimbang seratus ribu rupiah.
                Saya tidak memasalahkan nilai uangnya karena kemampuan dan kesadaran orang tidak sama.  Saya hanya ingin berbagi cerita bahwa barang-barang yang kecil dan murah memang relatif lebih mudah kita lepas ketimbang barang yang berharga  atau mahal. Bagaimana dengan Anda?


45 komentar:

  1. Rp.100.000, kalau di bawa ke masjid terlalu besar tapi, ia terlalu sedikit ketika di bawa ke mall.

    mengingatkan pada sebuah kalimat, "Ya Allah, jangan jadikan hamba orang yang kikir, yang bersedekah dari uang yang paling kecil." Walahu'alam.

    Maaf Bu, telat mampir. Ternyata, rumahnya baru... :)

    BalasHapus
  2. Selamat pagi.... ganti template yah mbak?
    desain yang minimalis dengan loading yang cepet dan ringan.

    Koq uang seratus ribuan manggilnya mbak sama seribuan?

    Cerita yang penuh sentilan mbak,... mengajak kita untuk lebih banyak bersedekah mumpung momennya tepat... sisa 3 hari.

    BalasHapus
  3. Uang... ?
    Susah dapatnya, gampang berpindahnya
    betul nggak yaa..?

    Kotak infaq yang isinya ratusan jarang banget, paling seribuan, limaribuan atau sepuluh dan duapuluh ribuan

    BalasHapus
  4. Salam kenal. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin

    BalasHapus
  5. waduh, kok temanya jadi gini? jadi ini yang ibu maksud??

    *sesuai posting*
    namanya juga hal sepele bu, hal yang gag bakal dipikirin kebanyakan orang ;)

    BalasHapus
  6. Banyak dan sedikit, besar atau kecil sangat relatif dalam pandangan manusia.
    Semoga kita mempunyai kesadaran untuk berbagi, meskipun kecil nilainya.

    BalasHapus
  7. duit oh duit, pasti hidup ini pingin duit :)
    salam,

    BalasHapus
  8. @Anazkia; memang kenyataannya begitu. Terima kasih. Ya ini Rumah baruku.
    @Seti@wan Dirgant@Ra; cari yang minimalis. Selamat berjuang untuk berbagi.
    @Big Sugeng; semoga di masa datang semakin banyak uang bergambar mawar di kotak amal. Amin.
    @istiana sari; salam kenal juga. Sama-sama.
    @Fery; iya, namun ibu menyukainya. Minimalis.
    @Reni; hidup memang relatif.
    @andif; ya mas, semua orang suka duit apalagi kalau banyak supaya bisa berbagi meskipun banyak dan sedikit juga relatif.

    BalasHapus
  9. hehe... ini tulisan sekaligus nyentil fenomena yang berlaku dalam masyarakat. uang dengan nominal kecil dan besar memang mengalami perjalanan yang berbeda. sama halnya dengan manusia yang diciptakan oleh zat yang sama dan dengan komponen dasar yang serupa, namun mengalami perjalanan hidup yang beragam.

    ngemeng-ngemeng, untuk angpao lebaran ntar mbak puspita bakal ngasih uang yang perjalanannnya panjang atau ringkas? hehe... mau tauuuu ajah!

    BalasHapus
  10. bu kok jadi begini blogna?
    semua butuh uang, namun harus ingat, uang bukanlah segalanya.

    BalasHapus
  11. Nice story. Selamat menyambut Idul Fitri 1430 H, maaf lahir dan bathin.

    BalasHapus
  12. Pelajaran yangs sangat berharga bagi kita smua!

    BalasHapus
  13. Makanya, orang yg memberikan barang2 yg paling dicintainya kpd orang lain dg ihklas, begitu mulia kedudukannya....
    Selamat idul fitri 1430 H, moga ibadah puasa kita diterima Allah SWT.

    BalasHapus
  14. Memang berat untuk memberi, makanya nabi SAW sangat menganjurkan u/ memberi di bulan suci ini. Selamat Lebaran mbak, mohon maaf lahir bathin

    BalasHapus
  15. pertama saya ucapkan Selamat Idul Fitri, maafkan segala kesalahan saya selama bersilaturahmi di dunia maya ini.....

    bener jeng, uang memang berasal dari percetakan yg sama tapi perjalanannya berbeda...semoga "uang" yg diberikan Allah kepada kita bisa kita gunakan se baik2 nya dan membawa kebaikan pada kita semua...amin

    BalasHapus
  16. Semua hal besar selalu dimulai dari hal kecil mbak, maka kita hendaknya jangan terlalu memndang hal kecil itu sebagai sesuatu yang tak berarti.
    Templatenya bagus mbak..

    BalasHapus
  17. wah, ternyata maya uang pun bisa berkisah tentang nasib perjalanannya dari satu dompet ke dompet yang lain. pasti mata uang 100-an ribu lebih nyaman karena seringkali berbaur dengan parfum, hehe ... selamat idul fitri, bu pitam, mohon maaf lahir dan batin, salam buat keluarga.

    BalasHapus
  18. Kedaling rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari. Taqabalallahu Minna Wa Minkum
    Wilujeng Idul Fitri 1430 H, sim kuring neda dihapunten samudaya kalepatan.
    Kuring neda dihapunten kana samudaya kalepatan, boh bilih aya cariosan anu matak ngarahetkeun kana manah, da sadayana oge mung saukur heureuy, manusa mah teu tiasa lumpat tina kalepatan jeung kakhilafan

    BalasHapus
  19. Terselip khilaf dalam candaku,
    Tergores luka dalam tawaku,
    Terbelit pilu dalam tingkahku,
    Tersinggung rasa dalam bicaraku.
    Hari kemenangan telah tiba,
    Semoga diampuni salah dan dosa.
    Mari bersama bersihkan diri,
    sucikan hati di hari Fitri.
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqobalallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

    BalasHapus
  20. emang semua bermula dari kecil hingga besar

    BalasHapus
  21. Dilihat dari fisiknya Sesuatu yg kecil terlihat kurang bernilai, namun sejatinya sangat bernilai dan sangat dibuthkn.
    Dimasyarakat Uang 100 ribu malah lbh sering ditolak karena umumnya org2 membeli kebutuhn tidak sampai 100 rb. Kalau membeli brg kbutuhan dipasar2 dan kebanyakn toko org akan lebih sering bilang 'maaf, tdk ada kembaliannya'
    Dan mereka yg membelanjakn uangnya hingga 100 rb jumlahnya lbh sdikit.

    BalasHapus
  22. mungkin karena untuk mendapatkan yang kecil tidaklah terlalu bersusah payah ..
    sedangkan yang besar .. kadang perlu bersusah payah .. usaha bangett .. jadi begitu melepaskannya terasa agak berat ..
    sekedar sharing .. upayakan jika memberi kepada orang lain, berikanlah yang baik / bagus yang paling bisa kita upayakan ..

    Iklan Baris

    BalasHapus
  23. Jika ramadhan adalah universitas
    1 Syawal adalah hari wisuda
    berbahagialah kita semua mahasiswa yang diundang untuk diwisuda dengan yudisium taqwa dengan IPK Summa Cumlaude
    Insya Allah ,... Amin.

    BalasHapus
  24. Tergantung dari riwayatnya.
    Walau barang kecil, dan di mata orang lain tak berharga, namun akan selalu dikenang dan disimpan jika mempunyai kenangan yang manis dibaliknya

    BalasHapus
  25. Wah templatenya ganti, persis kayak templateku yg lama. Memang mbak, saat kita punya sedikit lebih gampang tuk berpisah dari harta kita. Tapi semakin kita kaya, semakin sulit untuk berbagi. Permenungan yg indah, mbak!

    Sekalian mau ngucapin Selamat Idul Fitri, dan membawa ucapan terima kasih atas dukungannya buat blogku

    BalasHapus
  26. Selamat berbahgia di hari raya

    BalasHapus
  27. ya begitulah Bu, keknya sama juga dengan banyaknya caleg yang jor2an hanya intik hidup 5 tahun, tapi kok jarang ya yang jor2an untuk hidup selamanya.....semua memang tergantung keyakinannya ya...
    aku sekalian ngucapin
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H

    Mohon Maaf Lahir dan Bathin

    Taqabalallahu minna wa minkum

    BalasHapus
  28. uang memang bikin orang mabuk kepayang....met lebaran...

    BalasHapus
  29. Minal aidzin wal faidzin ya Mbak Puspita, mohon maaf lahir dan batin.

    BalasHapus
  30. Mohon samudera jiwa dinda, bisa saling merdeka-memerdekakan dan dengan begitu akan lebih lapang jalan tuk memperoleh pengampunan Allah.

    mohon maaf lahir dan bathin :)

    BalasHapus
  31. salam sobat
    wah seru juga percakapan uang seribu dan seratus ribunya.

    salam kenal mba,,dari NURA.
    selamat idhul fitri 1430 H
    minal aidhin walfaidzin.

    BalasHapus
  32. ya bu,mhon maag lahir btin jga. . .

    slam knal. .

    BalasHapus
  33. Istimewa bu... Minal aidzin wal faidzin bu...

    BalasHapus
  34. bu,,,,baca blog saya,,,!!!!! ni Dwi Tpm2

    BalasHapus
  35. Hanya org2 yg benar2 beriman, yang bisa memberikan miliknya yg terbaik untuk diinfakkan... sy termasuk belum bisa nih, kacau..

    BalasHapus
  36. Bu Pus, apa betul DUIT itu ada singkatnnya.
    D = do'a
    U = usaha
    I = iman
    T = taqwa

    Selamat idul fitri dan mohon maaf yang tulus.
    salam untuk keluarga di Jatim.

    BalasHapus
  37. Iya ya! Emang gitulah adanya, ya! Tapi positive thinking sajalah, yang lebih penting dari nilai nominal adalah IKHLAS dan tidak berbau riak.

    BalasHapus
  38. bu silahkan di komentari ini hasil saya,ini perjuangan banget bu.Minal Aizin Wal Faidzin!!!!

    BalasHapus
  39. bu saaya salim,ini hasil blog saya yang pertama buat!!!!!!

    BalasHapus
  40. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus