Melatih anak-anak untuk selalu berpikir menjelang tidur dan mendiskusikan mimpi-mimpi atau visi-visi untuk mencari ide-ide yang inovatif dapat membekali mereka dengan kebiasaan berpikir secara kontinyu, menggairahkan otak mereka dan memperkaya ide-ide mereka. Namun sayang, saat ini banyak sekali ibu-ibu yang lebih suka menyibukkan diri dengan menonton sinetron dibandingkan menemani anak-anaknya menjelang tidur.
Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel di sebuah surat kabar yang berjudul “Orang Tua Jangan Gaptek” menarik sekali untuk di simak, namun pelasanaannya sulit sekali. Kita semua mengerti seperti apa kebiasaan penduduk negeri tercinta, ibu-ibu lebih bangga berbaju baru dibandingkan membelikan buku baru buat putranya. Sepertinya menumbuhkan mental pembelajar hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah. Lebih asyik menonton sinetron daripada menemani putranya belajar apalagi browsing di internet untuk mencari ilmu-ilmu baru. Menyedihkan sekali.
Padahal membangun mental dan membangun mimpi menjadi tanggung jawab keluarga bukan hanya tanggung jawab sekolah, namun pada prakteknya pendidikan mental lebih di bebankan pada pihak sekolah, utamanya guru. Guru hanya bertemu siswa dalam beberapa jam di sekolah, sisanya di rumah.
Sebagai guru kita hanya bisa menyarankan kebiasaan membangun mimpi, ide-ide dan imajinasi menjelang tidur, kemudian dituliskan, paginya diusahakan cari literaturnya. Bagi Guru yang mengajar di kalangan ekonomi menengah ke atas dengan tingkat kesadaran orangtua terhadap pentingnya belajar sudah tinggi tidak ada masalah, namun bagi guru-guru di sekolah pinggiran perlu kerja keras.
Menemani siswa membangun mimpi, perlu tambahan energi tersendiri. Hasil dari blog walking “Dream Sharing di sekolah favorit sudah menjadi kebiasaan dan diantara siswa terjadi saling menguatkan”, namun, bagaimana dengan guru-guru di sekolah pinggiran, “Dream Sharing seringkali hanya menjadi bahan tertawaan”, maka salah satu solusinya menyarankan siswa menuliskan ide-ide dan mimpinya menjelang tidur dan mendiskusikannya di waktu senggang atau si saat istirahat . Kalau tidak punya waktu yang bisa dilakukan guru hanya memberi rujukan literature untuk di baca.
Mari kita bersama-sama melatih anak-anak membangun ide-idenya menjelang tidur, menuliskannya, mendiskusikannya, dengan harapan lahir inovasi-inovasi baru di negeri tercinta. Kita semua memang perlu banyak belajar untuk mencari terobosan ilmunya dan solusinya.
Selamat berjuang.
Minggu, 19 Juli 2009
Ide-Ide Menjelang Tidur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hore, dapat pertamax :P
BalasHapussoal yang mimpi gag mau mencoba, kenapa?
sebab bila saia mencoba untuk mencoba meraihnya itu sangat bertentangan dengan prinsip saia!!
Masalahnya adalah, DIA udah ada yang punya!!!
Juga sedikit rahasia, menulis di pagi hari bikin awet muda! Begitulah kata penulis wanita asal maroko :)
Ya cari yang lain saja. memangnya dunia seluas daun kelor, sudah tahu daun kelor belum? Kalau belum cari tanamannya tanam di halaman rumah. Sip deh!
BalasHapusMenulis dipagi hari bisa bikin awet muda karena bisa mendatangkan ide-ide baru dan melepaskan beban mimpi-mimpi menjelang tidur, jadi enjoy.
Selamat berjuang.
nice blog...
BalasHapussalam kenal ... thx dah mampir...
mari kita jalin persahabatan
Guru terkadang menjadi kambing hitam keterpurukan mental si anak, Guru terkadang menjadi sasaran tunjuk bagi orang tua yang anaknya tidak naik kelas, .....
BalasHapusSemoga banyak orang tua yang membaca postingan ini.......
Iya betul. Tetapi tentu saja yang dimaksudkan adalah mimpi2 yang positif, membangun, berguna dan menstimulasi produktivitas bukan mimpi2 negatif yang destruktif, yang tidak pada tempatnya. Huehehe...
BalasHapusya mending pembelajarannya lewat sinetron...
BalasHapushehehe....
salam kenal...
Saya SD sampai SMA di kota kecil, bahkan saat SD kelasnya adalah menyewa di rumah penduduk, namun yang saya peroleh...pendidikan tak hanya di kelas, terkadang guru bisa mengobrol sebagai layaknya teman dengan anak didik, sehingga bagi anak-anak yang ortunya kurang pendidikan, tetap seolah mempunyai orangtua asuh yang bisa diajak berbincang-bincang dengan nyaman.
BalasHapusSinetron? No way lah...anak-anak saya sejak kecil tak hobi nonton TV...karena lebih suka membaca atau mengobrol dengan ibu.
KUalitas pengajaran waktu kecil memang akan sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan anak
BalasHapusSalam Semangat
masa kecil itu memang proses pembentukan dan pengembangan yang cukup sensitif. jadi kualitas dan kapasitasnya harus benar2 sesuai.....
BalasHapusSelamat siang...
@yangputri; terima kasih motivasinya, mari kita jalin persahabatan.
BalasHapus@Seti@wan D; Mari kita berjuang bersama-sama, hidup guru.
@Yari NK; ya iyalah tentu saja mimpi atau visi yang positif.
@mazdeby; andai sinetron bisa sebagai wahana pembelajaran, salam kenal kembali.
@Mbak Endratna; benar memang Guru bisa menjadi ortu asuh bagi siswa-siswanya, anak-anak butuh teman berbagi.
@bocahbancar; masa kecil memang penting sekali sebagai awal proses pembentukan perilaku di kemudian hari.
@zulhaq; masa kecil emang menyenangkan sekali. Selamat siang juga.
Waaaaah top banget biasanya menjelang tidur otak mulai tenang untuk cari inspirasi
BalasHapusSalam Sayang
saya justru kalo tidur malah mikir mulu,,banyak utang soale heeee
BalasHapusmaseta --> Bloging For Beginners
pelajaran mulai dini yang lemah lembut
BalasHapusbukan hanya sulit, seringkali malah nggak sempat, hehe
BalasHapuspengen melaksanakan hal seperi itu, sayang.. belum punya momongan :D
BalasHapus@Kangboed; daripada mencari ide inspiratif sambil, mawas diri.
BalasHapus@bloging for beginners; banyak hutang bikin sehat panjang umur.
@Jidat; terima kasih kujungannya.
@Andy MSE; disempat-sempatin.
@nara; belajar momong dulu, prakteknya belakangan.
Buat semuanya terima kasih. Selamat berjuang.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBU MENGAA YA SAAT KITA BIASANYA MELAKUKAN SESUSATU,KADANG KALA YANG KITA LAKUKAN ITU SPERTI TERULANG LAGI.....
BalasHapus@ryans; maksudnya bagaimana?. Setahu ibu dirimu sangat luar biasa. Ibu sangat bangga padamu.
BalasHapuswah hebat tenan ibu iki
BalasHapusMantab Bu bisa mencari ide sampai termenung dalam kesunyian malam :D
BalasHapusSelamat malam bu guru....
BalasHapusBener bangetz ce..
BalasHapusOrtu dilarang keras untuk gaptek..
Kenapa?
Kalo ndak gitu ya bakal dikibulin tros ama anak..
Lagian ortu kan isa bersahabat juga dgn anak..
Begitu ya ce.. :D
Wah, manteb Bu.. saya setuju. Yang lebih sulit adalah mencari pendengar yang baik untuk ide2 tersebut Bu.
BalasHapusSaya sendiri merasa saya minim ide. Tapi di sisi lain saya juga merasa ketika teman saya bercerita tentang ide2nya, saya malah kurang menghargai karena berpikir idenya terlalu jauh..
Ah, saya memang masih harus banyak belajar mendengarkan dan ikut bermimpi..
@Nur ichsan; sedang belajar saja.
BalasHapus@Kuliah gratis; merenung cari inspirasi malam-malam memang mengasyikkan.
@Rubiyanto; selamat malam juga.
@Budi Hermanto;jangan sampai ngibuli orang tua. Dosa.
@Narpen; ide-ide kreatif memang serigkai tidak msuk akal.
Terima kasih.
Sama juga nih. Ide sering keluar menjelang tidur. Mungkin karena pikiran dah santai dan badan rebahan, jadi otak malah bisa mengalir dengan lancar ...
BalasHapusHarusnya memang hal ini menjadi tanggung jawab kita semua, tidak hanya orangtua dan guru. Apalagi, suatu saat nanti (atau sekarang) kita pun akan menjadi orangtua. Yuk, kita bangun mimpi itu....
BalasHapus@Bang Dje; matur nuwun sudah mampir Bang. Ide menjelang tidur memang penting dibudidayakan.
BalasHapus@ Bang Aswi; mari kita bangun mimpi, agar kreativitas di negeri ini lebih bervariasi dan berdaya maksimal.
ide-ide sebelum tidur adalah mimpi seseorang
BalasHapusMari kita belajar menuliskan semua ide yang muncul menjelang tidur.
BalasHapusTerima kasih.
Assalamu'alaikum bu.... Saya sudah konsultasi sama mas. fery..... no.nya ganti bu.... Bu makasih ya.... Oz bu blog saya yang kemarin rusak.... gak tahu kenapa !!!!! bu kunjungi blog saya ya.... !!! erdiansyahone.blogspot.com
BalasHapusBu saya Bayu
BalasHapus