Banyak peserta didik mengalami kesulitan berbagi. Keadaan ini memunculkan berbagai masalah selama kegiatan kooperatif. Contoh: Widi salah satu siswa kelas X suka berlagak boosy terhadap peserta didik lain, tidak mau berhenti bicara, suka membentak teman, atau suka mendominasi mengerjakan tugas kelompok, hal ini terjadi karena Widi memiliki kelemahan, yaitu tidak mampu berbagi.
Peserta didik yang mendominasi kegiatan kelompok seringkali melakukannya dengan sengaja dan tidak mengerti efek perilakunya pada orang lain atau pada pekerjaan kelompoknya. Widi perlu belajar tentang nilai berbagi dan tata cara mengekang perilaku dominatifnya.
Cara yang bisa dilakukan guru untuk mengajarkan keterampilan berbagi adalah dengan Pair Checks. Salah satu cara untuk membantu peserta didik yang mendominasi untuk belajar keterampilan berbagi adalah mengharuskan mereka untuk bekerja berpasangan dan menerapkan struktur pair checks mereka.
Arends (2008:29), mendiskripsikan delapan langkah-langkah pair checks, sebagai berikut:
· Langkah 1-pair Work: Tim-tim dibagi menjadi pasangan-pasangan. Salah seorang di antara masing-masing pasangan mengerjakan worksheet atau soal sementara pasangannya membantu dan bertindak sebagai Coach (pelatih).
· Langkah 2-Coach Checks: Peserta didik yang bertindak sebagai coach memeriksa pekerjaan pasangannya. Hal ini bisa dilakukan dalam kegiatan praktek. Bila coach dan pasangannya tidak sepakat tentang jawaban atau idenya, mereka meminta nasihat pasangan lain.
· Langkah 3-Coach praises: Bila pasangan sepakat, coach memberikan pujian. Bisa dalam bentuk verbal maupun dengan bahasa tubuh.
· Langkah 4 sampai 6- Parters switch roles: pasangan itu berganti peran. Ulangi langkah 1 sampai 3.
· Langkah 7-pairs checks: seluruh pasangan berkumpul lagi dan membandingkan jawaban-jawaban mereka.
· Langkah 8-Teams celebrate: Bila semua setuju jawabannya, para anggota tim saling bersalaman atau bersorak. Ajak peserta didik untuk saling mengucapkan “Terima kasih untuk hari ini” pada pasangannya.
Semoga artikel sederhana ini ada guna dan manfaatnya. Amin.
ya masing2 anak memang memiliki sifat2 yg berbeda.
BalasHapusAssalamu'alaikum...
BalasHapusApa khabar, Ibu Guru?
Gimana ujiannya, Bu?
Wah, susah juga yah ngadepin anak2 yang seperti itu. tentunya dibutuhkan kesabaran yang luar biasa.
semua itu kayaknya ga mudah dikerjakan..
BalasHapus@roby
BalasHapusga ada yang mudah dalam segala hal.. namun layak dicoba kan? :-)
@Fanny; benar Mbak oleh karena itu guru sekarang harus kreatif mengubah metode, model, dan strategi pembelajarannya supaya siswa tidak bosan.
BalasHapus@Anazkia; Alhamdulillah kabar kami sangat baik dan UANpun lancar. Terima kasih kunjungannya.
@Roby; memang tidak mudah mengerjakannya namun semua itu menumbuhkan tantangan tersendiri bagi guru.
@Harry; benar memang layak dicoba. Dengan harapan semua potensi siswa bisa tergali secara maksimal.
tips yang sangat menarik Mba,
BalasHapusadanya murid yang bossy itu merupakan ancaman bagi murid yang lain, beruntung klo kelasnya dapat guru seperti Mba Puspita yang mau berpikir kreatif untuk mengatasi masalah itu.
*siap2 copas dan kirim ke adik yg jadi guru :) thank you!*
bu, ada buku referensinya ga bu???
BalasHapus