Sejak awal pertemuan saya melihat kecerdasan pada diri Kiki (bukan nama sebenarnya), namun entah mengapa seperti selalu ada mendung menyapu wajahnya. Setiap ada waktu bertemu dengannya, jujur k saya utarakan perasaan yang sebenarnya.
Kiki punya wajah melankolis, diapun mendapat kepercayaan menjadi ketua kelas. Seharusnya dia bersemangat mengemban tugas yang di bebankan padanya. Saya melihat dan merasakan, Dia melaksanakan tugasnya dengan setengah hati. Tapi kembali saya dibuat kecewa dengan sikapnya. Saya tidak marah melainkan merasa tertantang membuka mendung yang selalu menutupi wajahnya. Setiap kali ada KBM di kelasnya saya selalu menyempatkan waktu menyapa dia secara special.
“Ki, ada apa dengan dirimu. Mengapa kamu tidak pernah punya keinginan maju dan berjuang mengerjakan soal-soal latihan yang ada di papan tulis. Semangat Ki … semangat!. Masa Ki soal semudah itu kamu ndak berani menyelesaikan. Ibu yakin kamu bisa.”
Selama ini dia hanya tersenyum kemudian kembali asyik dengan imaginasinya sendiri, apatis dengan lingkungannya. Dari minggu ke bulan saya terus penasaran dengan dirinya.
“Ki, ada apa sebenarnya?. Ibu melihat potensi pada dirimu. Minggu depan ibu harap tumbuh semangat baru dalam jiwamu. Semangat Ki …. semangat!”
“Terima kasih bu”
“Ibu tidak butuh ucapan terima kasih. Melainkan ingin sekali melihatmu tersenyum dan bersemangat.”
“ Saya usahakan bu”
“ Ibu yakin kamu pasti bisa. Jika ada masalah berjuanglah mencari solusi. Jangan lari dari masalah.”
“Baik bu, saya akan berjuang”
“Terima kasih atas niat baikmu”
Satu semester saya sabar menunggu tersingkapnya kabut yang selalu menutupi wajahnya. Ada siswa yang mampu mencari solusi dari permasalah yang dihadapinya dengan cepat, namun ada pula siswa yang memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan masalahnya. Perlu kesabaran dan kecerdasan tersendiri menghadapinya. Namun pada dasarnya setiap anak punya potensi. Hanya saja mereka perlu orang lain, perlu perhatian dan kasih sayang.
Dua minggu terakhir, Kiki mulai menampilkan dirinya yang sebenarnya. Setiap kali KBM selalu berusaha maju dan berusaha keras mencoba menyelesaikan soal-soal yang saya berikan maupun latihan soal yang ada di LKS. Ada yang lebih menarik, ternyata dia memiliki semangat berbagi. Punya jiwa sosial yang baik. Saya senang sekali melihat semangatnya. Ternyata perasaan saya selama ini tidak salah.
“Terima kasih Ki.”
“Saja juga bu. Terima kasih ibu telah percaya pada saya. Saya pasti bisa. Bersemangat!”
“Bersemangat!”
Anak-anak butuh perhatian. Sebagian besar mereka punya problem keluarga yang tidak ringan. Mereka butuh waktu untuk menyelesaikannya. Sehingga seringkali di sekolah membuat ulah. Kiki tidak banyak bicara, cenderung tertutup. Dia tidak banyak tingkah lebih sering membisu asyik dengan dirinya sendiri. Selalu ada mendung menutupi wajahnya. Perhatian dan kasih saying mampu mengikis mendung pada wajah seorang siswa.
Beberapa waktu yang ;lalu dia mau sedikit membuka diri, menceritakan permasalah keluarga yang sedang dihadapinya. Dan minta maaf belum bisa mewujudkan keinginan saya. Alhamdulillah dua minggu terakhir dia mulai bisa mencari solusi menghadapi permasalahan yang sedang dia hadapi dan berani berpikir positif. Sehingga semangat belajar dan semangat berbaginya meningkat.
Sebenarnya bukan hanya Kiki yang menarik perhatian saya. Ada pula yang lainnya. Salah satunya Eko (bukan nama sebenarnya), dia suka sekali datang terlambat dan apatis pada saat proses KBM berlangsung. Saya melihat kecerdasan di matanya. Perlu pendekatan tersendiri menghadapinya. Dan Alhamdulillah dua minggu terakhir terlihat hasilnya. Anak-anak selalu mampu menumbuhkan semangat saya. Mereka anak-anak yang baik. Kalaupun kadang mereka bersikap negatif, semua itu dilakukan hanya karena ingin diperhatikan dan diorangkan bahkan dianggap dewasa. Tidak kalah pentingnya, mereka memerlukan kepercayaan.
“Bukan hanya Kiki bu. Saya juga. Saya pasti bisa”, sahut Eko tidak mau kalah.
“Ya … ya. Eko juga. Semoga yang lain juga semakin bersemangat. Semoga hidup kita semua penuh makna. Kita semua pasti bisa.”, sahut saya sambil tersenyum.
“Amin!!!!”, jawab anak-anak secara serentak.
“Slamet juga”
“Prast juga bu”
“Pasti … pasti semua bisa. Terima kasih. Terima kasih semangatnya.”,
“Sama-sama bu.” , Jawab anak-anak serentak.
Pemberian kepercayaan mampu menumbuhkan potensi dan semangat belajar siswa. Dan semuanya ini sudah terbukti. Pada saat mereka dipercaya, tumbuh semangar berpikir. Dengan berpikir mereka bisa. Setelah bisa secara alamiah mereka mencari dukungan teman. Melihat teman tidak bisa, tumbuh kesadaran untuk berbagi. Tumbuh rasa sosial yang baik. Semua itu mampu berjalan secara alamih tanpa paksaan.
Menumbuhkan semangat berpikir, berpasangan dan berbagi pengetahuan pada siswa tidaklah mudah. Namun semua itu merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Menumbuhkan semangat berpikir, bersosialisasi dan menumbuhkan jiwa pembelajar pada anak-anak merupakan tanggung jawab kita semua. Baik orangtua, guru, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Sabtu, 16 Januari 2010
Think, Pair and Share (Berfikir, Berpasangan, dan Berbagi Pengetahuan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wow... betapa saya bisa ikut merasakan kepuasan tersendiri dari seorang Guru yg berhasil membuat anak didiknya bersemangat untuk belajar.
BalasHapusSalut... 4 jempol buat Ibu Pustpita
Terima kasih Kang, terima kasih motivasinya. Semoga Allah membalas kebaikan Kang Sugeng Amin.
BalasHapusSaya yakin Mbak bisa jadi seorang motivator yang handal...
BalasHapusMakasih sudah berbagi pengalaman disini.
Think-Pair-Share, sebuah metode pembelajaran yang menarik untuk diimplementasikan di kelas. Sayapun kadang menggunakan metode ini ketika mengajar.
BalasHapusTerima kasih doa dan motivasinya.
BalasHapus@M Mursyid PW; saya banyak belajar pada Bapak.
BalasHapusJika setiap guru memiliki kepedulian yang tinggi pada setiap anak didiknya spt itu, aku yakin sekali anak-2 itu dapat berkembang jauh lebih baik. Salut bu...
BalasHapus:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
BalasHapusRAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Segala sesuatu berasal dari diri.. PD.. Percaya Diri adalah sumber kekuatan
BalasHapussungguh mengagumkan perhatian bu pita pada murid2 ibu, tak main teori, tapi langsung praktik. semoga langkah bu pita bisa diikuti oleh rekan2 sejawat yang lain.
BalasHapusseorang guru harus jadi motivator ya bos....
BalasHapussemangatttttttttttttttttttttt
Ketikia suatu profesi ditekuni dan dinikmati, ternyata ada banyak sisi2 yanmg embikin puas dan semangat untuk terus berkarya.
BalasHapusTidak hanya sebatas transfer ilmu tapi yang lebih penting adalah memahami "kebutuhan" per individu dan memotivasinya. Barokalloh.
@Mbak Reni; saya baru belajar memotivasi anak-anak.
BalasHapus@Kang Boed; terima kasih motivasinya.
@Pak Sawali; saya lebih suka praktek daripada berteori. Terima kasih motivasinya.
@soewoeng; ke depan semakin banyak dibesarkan dalam keluarga yang berantakan
@big sugeng; Terima kasih motivasi dan doanya.
kepercayaan dari sang guru memang sangat diperlukan ya, mbak. kebayang kalau anak yang sudah mengalami masalah begitu dimarahi atau dihukum, bagaimana siswa bisa bangkit dari masalahnya.
BalasHapussalut atas perhatian mbak puspita terhadap murid-muridnya. kalau saja lebih banyak guru seperti mbak, maka pendidikan kita akan maju sekali.
@Marshmallow; saya yakin semua guru memiliki perhatian yang sama dengan saya, hanya saja beliau-beliaunya belum memiliki minat menuliskan pengalamannya.
BalasHapusTerima kasih motivasinya.
Saya suka karena ada kata2 BERBAGI (share) itu... :)
BalasHapusterima kasih motivasinya
BalasHapuskunjungan perdana di tahun 2010 ini
semoga sering berkunjung disini
btw kok blog saya blog dipasang di sidebar
*ngarep mode on*
@nahdi; kita ngeblog tujuannya juga berbagi (share)
BalasHapus@annosmile; semoga dan semoga kita bisa saling berkunjung dan berbagi motivasin. Amin.
hebat bu perhatiannya luar biasa sekali mudah2 muridnya pintar2 semua..amin.
BalasHapus@bayuputrabio; hanya berbagi pengalaman saja.
BalasHapuswaktu saya SMP saya pernah "dendam" pada guru saya, karena guru saya ini "mengecam" saya di kelas, dan membawa nama ayah saya. Saya jadi membencinya sangat membencinya, ketemu saja saya hindarkan, klo pelajaran nya saya duduk dipojok dan asik dengan dunia saya.
BalasHapusUntung ulangan saya ga merah hanya nilai pas2 an
tapi selepas SMP saya tetap tidak mau menyapanya sama sekali.
Saya benar2 dendam sekali dan akibatnya saya membenci pelajarannya juga.
beruntung anak2 yg punya ibu guru seperti mbak Puspita ini....pendekatan pada murid bagus sekali
@anethys; saya melihat banyak anak-anak mengalami tekanan psikologis, baik tekanan dari keluarga maupun dari sekolah. saya terus-menerus mempelajari cara-cara untuk memerdekakan potensi siswa-siswa saya. Mereka merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada saya.
BalasHapusTerima kasih sharingnya. Semoga mbak Wieda selalu bahagia. Amin.
Sahabatku,
BalasHapusSaya berkunjung untuk silaturahmi sambil membawa doa semoga sahabat dalam keadaan sehat-walafiat, lancar dalam menjalankan tugas /kewajiban, sejahtera dan bahagia lahir batin.
Demikian pula blognya semakin maju dan berisi artikel yang semakin menarik dan bermanfaat. Amin
Salam hangat dari Surabaya
@Bhirawa; terima kasih Semoga Allah membalas kebaikan Pakde. Amin.
BalasHapusKunjungan malam bu guru.....
BalasHapussemangat terus...
BalasHapusguru sebuah tanggung jawab sekaligus bank amal yang luar biasa
profesi yang mulia..
BalasHapusibu adalah pendidik yang ideal,, saya kagum,
merespon kondisi lingkungan kelas untuk menjadi lebih nyaman, semoga terungkan tabir kiki dan eko yang lain..
terima kasih,, anda adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam arti yang sebenarnya
moga barokah bu guru..
BalasHapus"Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar."
sepakat, bu. kadang perhatian dan mau mendengarkan itu melebihi segalanya. Juga sepakat dengan kata-kata positif ibu, bahwa semua orang pasti bisa untuk melakukan sesuatu yang awalnya dianggap tidak mungkin :)
BalasHapussalam dari chiba, bu..
Ya pemberian motivasi itu memang sangat diperlukan bagi para siswa Bu....
BalasHapusSaya salut dnegan Cara Anda mengajar ;)
Salam semangat selalu dari Bocahbancar
Perlu pendekatan, ya Bu.
BalasHapusBu Pus is the best...
BalasHapusMaaf, bari silaturahmi lagi...
boleh bu upayanya, tapi kadang ada memang anak yang dasarnya ansos, alias anti sosial hehe
BalasHapustapi jarang lho bu guru yang sekaligus bisa ngasih motivasi....
ngajar ya ngajar, mendidik beum tentu
semoga terus semangat ya bu.....
judul postingan yg menarik Bu
BalasHapussalam kenal dari saya
saya tunggu kunjungan baliknya
thx
kpn posting baru
BalasHapusbagus juga TPS(Think.......)namun harus didasari rasa ikhlas, tanpa itu TPS hanya teori pemaksaan yang terkadang terlalu diagungkan oleh "dewa pendidikan"
BalasHapus