Posting Terbaru

Senin, 23 Maret 2009

Menyiapkan Warisan


Ketika kubaca artikel Andrias Harefa yang berjudul ‘Menyiapkan Sebuah Warisan’ dalam Pembelajar.com. Ada rasa yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sudah lama saya mencari artikel sederhana yang bercerita tentang warisan dengan arti yang sebenarnya. Akhirnya kutulis ulang dengan maksud berbagi.
Apakah yang akan kamu tinggalkan sebagai warisan yang berguna bagi sejumlah orang, bila kelak kamu di antar ke pemakaman?”. Wow menarik sekali,
Pernahkah Anda berpikir tentang apa yang akan Anda tinggalkan sebagai warisan bila waktunya tiba nanti. Akankah Anda hanya meninggalkan warisan dalam bentuk materi semata, karena materi umurnya berapa lama?. Sewaktu-waktu bisa saja habis tak tersisa. Bahkan sering jadi sengketa.
Tapi mari kita baca cerita berikut ini.
Di Perancis, seorang lelaki tua akhirnya hidup sebatang kara, setelah ditinggal mati oleh istri dan anak tunggalnya. Buat kebanyakan orang, untuk apa hidup terus? Kemudian ia meninggalkan rumahnya, memilih beberapa ekor domba, dan pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi, jauh dari keramaian. Ia ingin melupakan masa lalunya disana.
Di daerah itu masih tersisa puing-puing reruntuhan lima desa yang telah ditinggalkan oleh penduduknya karena alasan-alasan yang tak diketahui-nya. Lelaki tua itu memperkirakan bahwa seluruh daerah itu akan menjadi gurun yang gersang bila tidak ada pohon yang tumbuh. Lalu ia memutuskan untuk bermukim di sana.
Dalam perjalanan menggembalakan domba-dombanya, lelaki tua itu memunguti biji-biji oak, memilih yang masih baik, dan merendamnya dalam seember air. Hari-hari berikutnya, dengan sebatang besi, dilubanginya tanah-tanah yang dilaluinya dan ditanamkannya biji-biji oak itu satu demi satu.
Dalam waktu tiga tahun, ia telah menanam 100.000 biji pohon oak. Ia berharap setidaknya 10.000 biji oak akan tumbuh. Ia juga berharap dapat diberi umur beberapa tahun lagi untuk terus melakukan hal yang sama.
Ketika ia akhirnya meninggal dunia di tahun 1947, dalam usia 89 tahun, lelaki tua itu telah berhasil menumbuhkan sebuah hutan yang paling indah di Perancis. Hutan itu terbentang sepanjang 11 kilometer dengan lebar 3 kilometer.
Apa yang terjadi sebagai hasil pertumbuhan hutan pohon oak itu? Kini, ada jutaan akar yang mampu menampung air hujan dan menyuburkan daerah itu. Aliran-aliran sungai kecil tercipta lagi. Rerumputan dan bebungaan tumbuh subur. Burung-burung kembali ke hutan. Kehidupan pun berubah disana. Sejumlah orang kembali menghuni daerah tersebut. Dan setiap orang kembali merasa bahagia, menikmati hidup dan menyelenggarakan berbagai pesta. [Sumber: 1.500 Cerita Bermakna karya Frank Mihalic; Penerbit Obor, 1997; hlm. 78-79]
Ada yang menarik dari cerita ini, Cavennen, tidak pernah punya keinginan untuk menjadi pahlawan, beliau hanya mengerjakan apa yang ingin beliau kerjakan. Tapi hasilnya luar biasa. Kita semua pasti percaya, bahwa Cavennen seorang yang sangat beruntung, meskipun beliau harus mengalami percobaan hidup yang sangat pahit, akan tetapi cobaan hidup beliaulah yang akhirnya mengantarkan beliau ke surga. Amin. Karena beliau sudah mampu membuat banyak orang tersenyum bahagia. Dan burungkan kembali bernyanyi bahagia. Alampun manjadi indah kembali.
Luar biasa bukan?
Saya yakin cerita ini bisa menginspirasi Anda, untuk memikirkan warisan yang akan ditinggalkan. Dengan harapan semoga artikel sederhana ini ada gunanya. Amin.

2 komentar:

  1. lek ndasmu nutupi layar , ndasmu ojo gedhi -gedhi ! lek ojo ola olo ae sekolah sing pinter ojo ngerpek ae tak omongne bu erna

    BalasHapus
  2. Ternyata memberi komentar juga butuh belajar. Jangan mudah negatif thingking ke teman. Rugi sendiri.

    BalasHapus