Posting Terbaru

Selasa, 10 Mei 2011

Daftar Impian Sundari


Siang itu udara sangat panas. Saya baru saja keluar dari ruang VIII, tiba-tiba Sundari berlari mengikuti langkah saya. Seperti biasa gadis cantik itu selalu murah senyum. Setelah mampu menjajari langkah saya, tiba-tiba dia bertanya,”Bu, ada jam?”
                “Tidak ada, kelas XI Otomasi anaknya prakerin. Jadi ibu sudah santai sekarang. Ada apa?’, tanya saya sambil menghentikan langkah menuju ruang guru.
                “Laptop saya baru”, katanya malu-malu.
                “Alhamdulillah. Ibu sangat bahagia mendengarnya”
                “Mau tahu prosesnya?”, dia bertanya sambil menundukkan muka.
                “Pasti mau”, jawab saya cepat.
                “Bulan Januari yang lalu saya menuliskan 10 daftar impian saya. Salah satunya saya ingin laptop baru. Saya tidak bercerita pada siapapun. Tidak juga pada Bapak,ibu dan kaka saya. Subhanallah, pada bulan pebruari tiba-tiba mas Nur sms”, katanya sambil tersenyum bahagia.
                “Apa isi smsnya?”, tanya saya menyela.
                “Mau laptop?. Awalnya saya ragu, benarkah tawaran mas Nur ini?. Kemudian saya balas, kalau saya memang ingin sekali segera memiliki laptop”.
      Saya hanya diam mendengarkan kelanjutan cerita Sundari. Sambil mengingat profil Nur Hidayat kakaknya yang kebetulan juga salah siswa terbaik di SMK Negeri I kertosono. Saat ini dia dinas di Kalimantan,  di Angkatan Darat sesuai impiannya sejak kecil. Meskipun sebelumnya dia sempat gagal dan sempat bekerja di Pertamina,  namun  Nur Hidayat  tidak pernah berhenti bermimpi masuk Angkatan Darat. Saya mengikuti terus perkembangannya sejak kelas X hingga sekarang setelah Dinas di Kalimantan.
                “Mengapa ibu diam saja”, tanya Sundari tiba-tiba.
                “Saya tiba-tiba kangen sama Masmu, Nur Hidayat. Ibu bangga padanya”
                “Pada adiknya juga!. Ha ha ha .... Mas Nur juga sering mengingat ibu. Sekarang adiknya juga mengikuti langkah kakaknya. Berani bermimpi dan berani berjuang mewujudkannya”
                “Kalian memang luar biasa!”.
                “Terima kasih bu. Mau tahu impian saya berikutnya?’, tanyanya bersemangat.
                “Pasti mau”, jawab saya cepat.
                “Saya ingin mendapat uang saku minimal seratus ribu rupiah pada saat kunjungan industri. Alhamdulillah, saya sudah mendapatkannya. Menjadi juara kelas lagi.”, katanya penuh percaya diri.
                Saya hanya tersenyum sambil mendengarkan ceritanya. 
“Bu saya ke kelas dulu. Bu Rum sudah siap mengajar di kelas saya”, katanya sambil berlari kembali ke kelasnya.
                “Bu, jangan lupa doakan saya segera bisa membeli modem eksternal,” Teriak Sundari dari jauh sebelum menghilang di balik pintu ruang VIII.
                “Amin!.”
                Seperti itulah kehidupan kami di sekolah. Hampir setiap hari ada saja siswa yang menceritakan keberhasilannya meraih mimpi-mimpinya. Andai saja diceritakan satu persatu bisa jadi ratusan bahkan ribuan cerita pendek. Apalagi sekarang dengan adanya facebook. Saya bisa bersilaturahmi dengan alumni yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan  juga  di beberapa negara bahkan berbeda benua. Membahagiakan sekali. Semoga hidup ini penuh arti. Amin.
               

10 komentar:

  1. mengharukan pastinya ya mba
    dan memberi warna yang sangat kuat dalam keseharian kita.
    insya Allah wish-list Sundari tercapai smua, jikapun tidak semoga diganti dengan yang lain, amin!

    BalasHapus
  2. Amin. Terima kasih motivasinya.

    BalasHapus
  3. mantaps,
    di usia saya yang setua ini, impian masih banyak yang belum teraih. tapi tetap semangat....

    BalasHapus
  4. salam sahabat, cerita bagus juga mba, saya mau juga bu laptopnya......... ditunggu kunjungan mba lagi ada cerita baru yg aneh2, thanks

    OO .... ia jika mba mau tukar link juga boleh kasih tahu saya nanti saya pasang link mba.... siip ya

    BalasHapus
  5. @komuter; Terima kasih. Saya juga masih memiliki banyak impian yang belum tercapai. Yang terpenting, Asyik saja.

    @asuransioke; silahkan kalau mau tukeran link.

    BalasHapus
  6. wah, sebuah perilaku nyata yang layak dicontoh nih, bu pita. ternyata membuat daftar impian ada manfaatnya juga. mantab!

    BalasHapus
  7. Benar Pak, anak-anak memerlukan contoh nyata. San Alhamdulillah mereka sebagian besar mau mencoba.

    BalasHapus
  8. Waah... siswa2 yg menjadi sumber inspirasi...
    Bu... kisah Sundari dan Nur ini spt yg pernah diulas di Oprah Winfrey Show yah... kalau qta punya cita2... yakin, tulis, dan pasti akan terkabul... :-)

    Ijin, yah Bu guru... aku pasang link blog ini di link aku.. makasih :-D

    BalasHapus
  9. @sawali tuhusetya; saya hanya mencoba membantu siswa meraih mimpi-mipinya. Dan Alhamdulillah sebagian besar mereka mau mencoba dan berhasil.

    @Lyliana Thia; Anak-anak memang sangat hebat mampu menginspirasi guru desa seperti saya. SEbagian besar siswa kami terbiasa membaca buku-buku motivator best seller yang ada di perpustakaan sekolah.
    Silahkan mbak Lyli saya senang sekali.

    BalasHapus