Selama seminggu saya absen dari dunia maya, ternyata kangen juga. Kangen melihat kabar teman-teman, kangen membaca karya dan perkembangan teman-teman blogger. Absen dari dunia maya terasa ada rasa kehilangan yang sulit diceritakan dengan kata-kata.
Kemana saya selama ini, pastinya ada kesibukan di dunia nyata. Mau apa lagi?. Pentingnya keseimbangan antara kesibukan dunia maya dan dunia nyata. Dua dunia, sama-sama penting untuk menciptakan kebahagiaan hati. Bahagia memang kita sendiri yang bisa menciptakan, kalau tidak …. Bisa menimbulkan stress. Daripada stress saya ingin bercerita tentang sebuah buku yang beberapa hari ini menyita waktuku.
Maverick, Kisah seorang ibu menolak diagnosis Autisme pada putranya. Ibu tersebut bernama Cheri L. Florance, Ph. D, seorang ahli Patologi wicara bahasa medis, asisten professor ilmu penyakit jiwa, dan direktur klinis The BrainClinic di Ohio State University College of Medicine and Publish Heald. Dia mendirikan sebuah program pendidikan eBrain yang continue melatih para ahli terapi melalui City University of new York.
Kita orangtua memiliki harapan dan impian yang besar untuk anak-anak kita, kita ingin mendukung mereka dengan segala cara sehingga mereka dapat mencapai cita-cita mereka. Alhamdulillah jika kita dikaruniai anak-anak yang manis, cerdas dan sehat. Namun apa yang harus dilakukan oleh seorang ibu yang diberi titipan Allah seorang anak yang menderita autisme?. Kecewa, sedih atau hanya mengeluh, manusiawi. Namun saya pikir semua itu tidak ada gunanya.
Beberapa tahun yang lalu saya mendengar istilah Autisme. Saya berjuang mencari ilmunya, sebagai seorang ibu, guru sekaligus pengurus PKK di desa, maka ilmu tentang kelainan bawaan lahir (anak berkebutuhan khusus) penting sekali dimiliki untuk dibagi pada tetangga dan lingkungan. Bukan untuk kesombongan melainkan sebagai wahana berbagi ilmu di kalangan ibu-ibu, karena Ibu adalah perpustakaan pertamaku. (kapan-kapan akan saya postingkan tersendiri). Biasanya kami berbagi pada saat kegiatan posyandu (Sayang sekarang jarang sekali bisa saya lakukan berbenturan dengan jadwal mengajar di sekolah), saat ini hanya bisa berbagi pada saat kegiatan PKK baik RT/RW maupun Desa.
Penderita autis banyak kita jumpai di masyarakat, namun sayang sekali masih banyak ibu-ibu yang tidak mengenal jenis kelainan bawaan lahir anak (anak berkebutuhan khusus), terutama autis. Saya juga masih mengenal sedikit tentang autis, Alhamdulillah Allah memberi saya kesempatan mendapatkan buku Maverick ini dengan diskon 50% di toko buku Uranus Surabaya pada tanggal 6 oktober 2009.
Menurut Om Wikipedia, ciri-ciri autisme sebagai berikut:
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
interaksi sosial,
komunikasi (bahasa dan bicara),
perilaku-emosi dan
pola bermain,
gangguan sensoris, dan
perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Anak yang dilahirkan autis, asyik dengan dunianya sendiri. Suka menyakiti diri sendiri. Cerita perjuangan Florance di dalam bukunya Maverick ini sangat menyentuh, Dapat dijadikan bahan bacaan ibu-ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus maupun para ibu pemuka masyarakat, ibu-ibu pengurus PKK terutama ibu-ibu Kader posyandu maupun ibu-ibu mengurus pengajian.
Cheri Florance memilki tiga orang anak, kedua putranya dilahirkan sempurna, oleh karena itu ketika putra ketiganya didiagnosis autis, Cheri Folrance sempat berkeyakin diagnosis tersebut keliru. Dia pertaruhkan kebahagiaan keluarganya untuk membuktikan kesalahan diagnosis tersebut. Berbekal pengalamannya sebagai ahli terapi bicara, Cheri mengubah Whitney, anak lelakinya yang ‘bisu-tuli’ serta tak terkendali, menjadi remaja yang sehat dan berbahagia seperti remaja pada umumnya. Kini, Whitney adalah remaja 18 tahun yang menakjubkan, terutama bila mengingat selama 6 tahun pertama kehidupannya, dia sama sekali tidak mampu bicara.
Perjuang Cheri Florance membesarkan Whitney memberikan sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan dengan penemuan sindrom maverick yang kemudian dikenal sebagai Florance Syndrome. Maverick, memberikan ilmu baru bagi kita untuk melihat para penyandang autis secara berbeda dengan cara pandang selama ini, sekaligus membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk menolong mereka.
Anak berkebutuhan khusus perlu mendapat perhatian dari keluarga, masyarakat dan pemerintah supaya mereka bisa mandiri di masa dewasa, tidak tergantung pada orang lain. Saya yakin penderitaan mereka bisa berkurang dengan cinta dan kasih sayang.
Selamat berjuang.
Minggu, 11 Oktober 2009
Maverick, Kisah Seorang Ibu Menolak Diagnosis Autisme atas Putranya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Autis itu sebenarnya penyakit atau kelainan sih bu? [bloon mode ON]...
BalasHapusMenurut beberapa sumber yang pernah saya baca autis bukan penyakit melainkan kelainan bawaan sejak lahir.
BalasHapusHhmm...di perpustakaan kampus saya banyak Bu buku yang membahas mengenai Autis dan cara penangannya, namun saya juga belum baca sich, yang saya sadari, anak autis itu memang membutuhkan perhatian khusus dan kesabaran dari orang tua serta orang2 di sekitarnya...
BalasHapusSaya akan share jika saya sudah baca bukunya nanti...
Salam semangat selalu
http://garasiusaha.wordpress.com/
subhanallah si ibu dari seorang anak autis itu seorang pejuang sejati yah mbak, kan musti extra care yah kalo menghadapi anak autis:)
BalasHapussaya punya kenalan yg anaknya menderita autism ini...pertama dia selalu asik dengan dunianya sendiri, trus klo diajak bicara tak pernah mau betatap mata...dan tidak pernah mau mendengarkan orang lain...
BalasHapussusah juga ngadepin anak seperti ini..karena dia "punya" dunia sendiri...yg tidak kita mengerti
@bocahbancar; saya tunggu info dan share-nya.
BalasHapus@namaku wendy; Benar Mbak, namun setahu saya semua ibu itu pejuang sejati. (Ha .. ha maunya!)
@amethys; saya pernah melihat perjuangan tetangga saya untuk mendidik anaknya yang autis (tidak terlalu parah), Alhamdulillah dia diterima di sekolah SD Negeri. Ada juga cerita teman saya yang guru SLB, satu guru hanya bertugas mendidik satu siswa autis.
Terima kasih kunjungannya.
Kisah menarik, postingan menarik. Selamat sore bu, terimakasih sharing kisah ini.
BalasHapusTeus terang saya juga belum banyak mengerti tentang autisme...
BalasHapusBy the way, posting Mbak sungguh menarik, semakin mengukuhkan betapa seorang ibu adalah pejuang 'zahit' yang akan didahulukan dalam mencium aroma surga....
saya juga belum banyak memahami ttg dunia anak2 autis, bu pita. meski bukan sebagai guru di sekolah luar biasa, saya perlu banyak belajar juga mengenal perkembangan anak2 yang memiliki kekurangan sejak lahir itu. btw, ttg aktivitas dunia maya kan tak mengenal batas waktu, bu pita. kalau aktivitas offline lebih mendesak, saya pikir, itu yang perlu diprioritaskan. tetep semangat, ya, bu!
BalasHapus@Newsoul; Sama-sama.
BalasHapus@pelangi anak; peran ibu memang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Amin. Semoga kita semua didahulukan mencium aroma surga.
@sawali tuhusetyo; saya belajar karena semakin banyak saya jumpai anak yang dilahirkan membawa cacat bawaan, autis. Aktifitas dunia maya menambah kebahagiaan kita karena tambah teman dan saudara.
maverick nama ain dari sapimoto guruku
BalasHapus@soewoeng; iso wae sampeyan iku mas. Maturnuwun
BalasHapusq salut ma ibu nak i2
BalasHapus@munitudin; tumben malam-malam ke warnet. bagaimana kabar tamiyanya? Sukses ya NIr.
BalasHapusPenyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.
BalasHapusBanyak orang yg mengidentikkan autis dgn idiot. Itulah yg meresahkan, bahkan kadang jika ada teman yg kurang perhatian ketika diajak ngomong, langsung dicap 'autis'. Ini membuat anak autis kadang dijauhi masyarakat dan dibenci ortunya. Buku yg bagus tuh, mbak! Btw, aku sekarang jualan buku juga mbak, tp buku bekas... Mampir dong!
BalasHapusmenarik ita, terimakasih sharingnya..
BalasHapusbundo kemarin2 masih sering bercanda pake istilah autis, tapi saat menyadari betapa bagi keluarga mereka itu adalah hal yang sangat sensitif..
betapa perlu perjuangan hebat dari seorang ibu, menghadapai anak si buah hati sekaligus lingkungannya..
salut buat Cheri Florance.. :)
BalasHapussalam kenal mbak..
@Jojoe; akhirnya dirimu muncul juga. Ibu bahagia melihat hasil karyamu.
BalasHapus@Fanda; saya langsung meluncur sekarang juga.
@nakjaDimande; benar Bundo, memiliki anak autis memerlukan kesabaran dan perjuangan.
@Wellsen; salam kenal kembali.
nah, ini karena mrs. florance mengerti. saya setuju kalau pengetahuan mengenai gangguan tumbuh-kembang anak sangat penting untuk dimiliki oleh para orang tua.
BalasHapusresensi yang bagus, mbak pus. saya tertarik untuk ikut membaca bukunya.
Artikel ini menambah wawasan, saya punya temen yang keluar kerja gara2 anaknya autis. Sekarang malah mendirikan yayasan khusus untuk anak2 autis
BalasHapus@Marsmallow; masih ada buku yang belum saya baca berjudul; Namaku DONNA lanjutan dari bestseller Dunia di balik Kaca.
BalasHapus@Big Sugeng; luar biasa perjuangan ibu tersebut. Salam buat beliau.
Saya juga rindu dengan Dunia Maya...
BalasHapus:(
(Meski sibuk, kamu harus tetep semangat Mif...!!!)
assalamualaikum....!!!!!!!!!!!!
BalasHapus@miftahur; akhirnya kembali juga.
BalasHapus@sejarakh computer; Wa'alaikum salam Wr. Wb.
kunjungi blogq yang baru
BalasHapusBersyukurlah kita yang dikarunia anak2 yang normal. Bagi orang tua yang kebetulan harus merawat anak autis, sebaiknya membaca ulasan Ibu ini.
BalasHapussalam sobat
BalasHapustrims infonya
jadi karakteristik autisme ada 6 gangguan ya,,
yang bisa dilihat komunikasinya.
seringkali tidak ada respon kalau dipanggil,,diajak bicarapun susah.
kemarin salah alamatnya . yang betul acil-munirudin.blogspot.com
BalasHapusAku sedang bersedih hati :(
BalasHapusAutisme itu katanya nggak bisa disembuhkan dalam jangka pendek ya mbak. Orantuanya benar-benar diuji kesabarannya. saya punya famili yang anaknya autis. Melelahkan ya.
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
bu tugas pemaanfaatan limbahnya sudah selesai.
BalasHapuskunjungi blog saya
mbaaak, postinganmu kok ilaaaaang??? gak enek tulisane...
BalasHapushooh ga ada tulisannya adanya cuman komen2
BalasHapusHalo, kok lama ndak ada yang baru? Masih sibuk, ya?
BalasHapusRajin ya, ibu baca bukunya :)
BalasHapusbu ini tugas saya yang nger jakan anak dua jenengan tingali rumiyen namine
BalasHapusoce bu med maleeem
bu ini tugas saya
BalasHapusahmad erwin sasongko absen 12
klas 11 tl 1
Yang jelas anak autis termasuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), harus ada perhatian khusus untuknya
BalasHapusSalam
bu ini tugas saya
BalasHapusadtyabs
kls tl 1
lama ngga maen ke Blog Bu Guru kok template-nya jadi gini ya... sedikit membingungkan....
BalasHapuskunjungan perdana ni zob...,
BalasHapus