HEBOH ANAK INDIGO
Aku Memang Aneh. Tapi itu bukan kelainan. Aku Adalah Generasi Baru Pembawa Harapan dan Biarkan Aku Mencari Diriku Sendiri (Indigo Child).
Anak indigo kerap kali dianggap sebagai generasi baru. Keberadaan mereka memberikan harapan akan munculnya generasi baru yang lebih baik dan lebih kompeten. Anak indigo didukung oleh kemmapuan khusus, dengan harapan dapat memperbaiki carut marut dunia.
Kadang pada saat kita mendengar pengakuan anak atau siswa, sempat membuat sedikit tercengang, karena mereka menamakan dirinya sebagai generasi platinum bukan lagi mengakui sebagai generasi millenium. Hal ini membuat tantangan tersendiri bagi orangtua dan guru. Pengakuan mereka bukanlah tanpa dasar, tapi mereka benar-benar sudah menyiapkan diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup. Siapkah kita sebagai guru maupun orangtua menyambut mereka dengan suka cita bukan dengan keprihatinan?.
Kemajuan tehnologi telah mencetak generasi baru dengan pandangan- pandangan yang seringkali berbenturan dengan pandangan orang tua atau norma masyarakat. Jika kita semua tidak siap mental dan ilmu untuk menghadapinya, maka yang dilakukan baik orangtua maupun guru disekolah hanyalah memandang sisi negatipe perilaku mereka.
Mari sedikit kita mengenal indigo. Indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Istilah “Anak Indigo” merupakan istilah baru yang diketemukan konselor terkemuka di Amerika Serikat, Nancy Ann Tappe pada tahun 1970, dalam bukunya Understanding Your Life Through Colour.
Fenomena anak indigo telah mendapat perhatian dari berbagai pihak, karena anak indigo punya ciri khas “Cakra mata ketiga” dan dalam konsep psikologi manusia, ana-anak itu dianggap “aneh”. Keanehan mereka terlihat dengan kebiasaan atau kepribadiannya yang jauh lebih matang dari usianya. Tapi sebetulnya anggapan “aneh” ini muncul karena system kemanuasiaan sudah terbiasa dianggap statis.
Berbeda dengan anak yang mendapat predikat jenius yang kemampuan mereka luar biasa pintar dan menjadikan mereka menonjol dibidang akademis, dan selalu dipastikan selalu menduduki peringkat satu di kelas bahkan diangkatannya, anak-anak indigo dalam kehidupan sehari-hari terkesan biasa-biasa saja dalam segi prestasi, bahkan ada beberapa yang harus tinggal kelas.
Itr sebenarnya bukan berarti anak indigo anak yang ber-IQ rendah, malah sebaliknya sebagian besar memiliki IQ di atas rata-rata antara 125-130. Nah dimana masalahnya, kenapa mereka bisa berbeda. Anak indigo kebanyakan malas belajar dan kurang ambisi, bahkan beberapa anak sering mengeluh sering sakit kepala karena banyak hal , yang mereka tidak mengerti mengapa ada dalam fikiran mereka.
Walaupun akhirnya kita melihat banyak juga anak indigo yang dapat mencetak prestasi. Sebastian Bach dan Albert Einstein bias dikategorikan sebagi anak indigo. Musik yang diciptakan Bach disebut sebagai musik anak indigo. Ia menciptakan musik sambil melamun, sama dengan Albert Einstein yang mendapatkan rumus sambil bengong.
Seperti kita ketahui, manusia umumnya mempunyai lima indera, berbeda dengan anak indigo yang dibekali dengan indera keenam. Corak aura dominan dari anak indigo berwarna biru sampai violet. Indera yang dimaksud adalah intuisi, semua orang sebetulnya memiliki intuisi tetapi khusus anak indigo mempunyai intuisi yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang yang kebanyakan. Anak indigo memiliki intuisi luar biasa tajam.
Anak indigo memiliki ketajaman intuisi karena tubuhnya mengeluarkan gelombang elektromegnetik dengan panjang gelombang sekitar 420 nm – 450 nm.
Umumnya anak yang berbakat sebagai indigo sudah nampak sejak lahir, bahkan kenyataan sebagaimana umumnya juga merupakan karunia yang turun-temurun. Jadi secara alami mereka memang punya karunia itu dan ketajaman intuisinay berlainan satu dengan yang lain.
Tetapi, ada juga yang hanya bisa merasakan kenyamanan suatu tempat atau lebih bisa membaca “pikiran orang”, bahkan ada juga yang bisa mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dia pelajari sebelumnya, seperti keahlian olah raga tertentu, menulis, melukis atau menjadi perancang busana maupun tata rias wajah ataupun rambut yang dapat memprediksi kebutuhan mode 1 tahun atau bahkan 10 tahun yang akan datang.
Anak indigo juga memiliki kemampuan di luar nalar. Misalnya, mereka bisa berdialog dengan teman-teman di alam lain yang tidak dilihat oleh orang lain, atau mendadak berubah pikiran untuk membatalkan kegiatan tertentu yang sudah dipersiapkan dengan matang sebelumnya, karena dia merasakan akan mendapat rintangan, masalah atau kecelakaan jika kegiatan tersebut dilanjutkan. Dan ternyata ketika kegiatan tersebut dilaksanakan, terjadi kecelakaan. Fenomena ini bukan merupakan kejadian kebetulan belaka.
Meskipun sudah banyak fakta-fakta kebenaran intuisi anak indigo masih saja sering dikecam sebagi “biang kerok”, bahkan ada yang menganggap orang sakit jiwa sampai-sampai diharuskan atau dipaksa untuk mau diterapi psikiater. Mereka seringkali disalah labelkan dengan istilah ADD (Attention Defisit Desorder) yaitu penyakit yang diakibatkan kurangnya perhatian.
Ada sebagian orang berubah menjadi indigo dan memiliki segala kelebihan karena terbebas dari suatu penyakit berat atau kecelakaan parah yang biasanya secara medis sudah dinyatakan tidak ada harapan hidup lagi.
Umumnya anak indigo berkepintaran tinggi, walaupun tidak dapat diukur dengan prestasi akademik di sekolah. Mereka punya kemampuan berpikir dan berdialog setingkat orang dewasa. Jadi, hati-hati kalau berhadapan dengan anak indigo, jangan mengukur kemampuan berpikir mereka dari usia pendidikannya.
Tidak sedikit anak indigo yang kebingungan dengan kemampuannya menjadi frustasi dan akhirnya menempuh jalan yang salah dalam mengarungi hidup ini, seperti terjebak dalam pemakaian narkoba karena ingin menghilangkan apa saja yang mereka alami dari lingkungan yang selalu mencemooh dan mengecapnya sebagai orang miring, anak kacau, anak pembangkang dan sebagainya.
Untuk mencegah timbulnya kesalah fahaman baik di dalam keluarga, masyarakat maupun sekolah., anak-anak harus diajari utnuk menanyakan segala sesuatu, untuk membawa keyakinan-keyakinan baru bagi dunia. Apabila anak mempunyai ide yang bertentangan dengan pendapat umum, sebaiknya jangan katakana bahwa mereka salah, mereka harus didukung untuk menguji pemikiran tersebut untuk dikembangkan. Disamping itu mereka juga harus diajarkan untuk berpandangan terbuka. Keyakinan-kenyakinan mereka hendaknya dikembangkan berdasarkan informasi baru. Seperti halnya ilmu pengetahuan.
Minggu, 22 Februari 2009
Indigo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya indigo juga dong???!!!
BalasHapusBisa juga! Terima kasih.
BalasHapus